Minggu, 08 Desember 2013

ULAMA NU | MEMBONGKAR KEBOHONGAN DAN KESOMBONGAN

Kumpulan Cerita Islam (KCI) : ULAMA NUMEMBONGKAR KEBOHONGAN DAN KESOMBONGAN 

Penulis: Ahmad Haydar

MEMBONGKAR KEBOHONGAN DAN KESOMBONGAN

Ahmad Haydar. 

Judul : Membongkar Kebohongan Buku "Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat & Dzikir Syirik"
Penulis : Tim Bahtsul Masail PC NU Jember
Penerbit : Khalista, Surabaya
Tahun : 2008
Tebal : xi + 254 halaman

Sesuai judulnya, buku ini benar-benar membongkar kebohongan yang keterlaluan dari sebuah buku yang meresahkan umat. Buku yang bernada profokatif dan memancing perpecahanm tersebut berjudul “Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat & Dzikir Syirik”

(Lembaga Bahtsul Masail Nahdhatul Ulama) LBM NU Jember merasa terpanggil untuk mendudukkan persoalan agar fitnah yang ditimbulkan dari buku yang tak dilandasi kejujuran ilmiah ini dianggap masyarakat awam sebagai kebenaran. Bahkan jika dibiarkan, mungkin akan menimbulkan bencana perpecahan yang kronis dalam tubuh umat. Sebab NU-Muhammadiyah yang selama ini rukun dan bersatu dalam perbedaaan secara furu\`, akan terseret adu domba dalam spektrum yang luas karena dipicu kehadiran buku itu.

Buku yang \"dilawan\" oleh Tim Penulis LBM (Lembaga Bahtsul Masail) PC NU (Pengurus Cabang Nadhlatul Ulama) Kabupaten Jember ini adalah sebuah buku berjudul \"Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat & Dzikir Syirik\" yang ditulis oleh H. Mahrus Ali dan diberi Kata Pengantar oleh KH Mu\`ammal Hamidy, Lc. Secara personal H. Mahrus Ali ini mengaku sebagai mantan kiai NU, padahal data yang di peroleh menegaskan bahwa yang bersangkutan tidak pernah tercatat sebagai anggota dan aktivis NU, apalagi tokoh atau kiai NU sebagaimana yang diterangkan oleh pengurus ranting NU Sidomukti Kebomas Gresik, tempat kelahiran H. Mahrus Ali sendiri, dan juga pernyataan dari pengurus MWC NU Waru Sidoarjo, tempat Mahrus berdomisili saat ini.

Barangkali tidak akan jadi perbincangan luas jika seandainya isi buku yang provokatif ini tidak meresahkan umat, terutama kalangan Nahdliyyin (warga Nahdlatul Ulama) dan umat Islam yang sejak masa Walisongo terbiasa dengan tradisi sholawat dan dzikir. Secara substansial buku H. Mahrus Ali ini terdapat banyak kebohongan yang mendasar dan perlu diluruskan. Sebab cap bid\`ah, dhalalah dan syirik yang sering dilontarkan mereka selain membingungkan dan meresahkan juga dapat menyesatkan umat.

Sebenarnya buku Mahrus ini tidak ada yang baru, kecuali secara kasar dan sepihak ia \"memainkan\" cap syirik kepada amalan kalangan nahdliyyin dan mayoritas umat Islam lainnya di Indonesia ini. Bak bunyi pepatah Arab \"Kholif Tu\`rof!\" (Menyimpanglah, maka Anda akan terkenal!). Memang dari judulnya saja buku itu \"menggoda\", namun isinya jauh dari kriteria tulisan yang ilmiah, kecuali bermuatan vonis bid\`ah, dhalalah dan syirik pada umat lain, sekan ia pemegang kunci surga.

Buku LBM NU yang berjudul “Membongkar Kebohongan Buku \"Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat & Dzikir Syirik\"” secara tegas membantah bahkan sekaligus menantang kepada penulis buku \"Mantan KIai NU Menggugat Sholawat dan Dzikir Syirik\" untuk berdebat secara terbuka dengan melibatkan berbagai pihak untuk mencari kebenaran. Tudingan bahwa amalan warga nahdliyyin itu syirik, menyesatkan dan ahli neraka adalah tidak benar. Hal ini telah dibuktikkan oleh Tim LBM NU Cabang Jember, sebagaimana diuraikan panjang lebar dalam buku. Inilah jawaban argumentatif yang lengkap berdasarkan al-Qur\`an dan as-Sunnah.

Bagi yang tak sempat hadir debat terbuka, melalui buku ini cukup menambah wawasan dan sekaligus pegangan untuk \"melawan\" buku para oknum pemecah-belah umat itu. Diharapkan buku ini akan semakin memperkuat keyakinan kita dalam mengamalkan sholawat dan dzikir yang sudah diamalkan sejak ratusan tahun mulai zaman para penyebar Islam di Nusantara, yaitu para wali. 

Secara sistematis buku ini menjawab seluruh tudingan Mahrus mulai soal Tawassul dan Istighasah, Sunnah dan Bid\`ah, Keagungan Rasulullah SAW dan masalah bermadzhab. Sehingga selayaknyalah umat Islam memiliki buku. Dengan memiliki buku yang dibuat oleh Tim LBM NU jember ini, kita tidak akan khawatir umat terprovolasi oleh klaim-klaim yang diutuduhkan pihak pemecah belah umat. 

Umat Islam hari ini sudah mulai dewasa. Mereka tak akan mudah terpengaruh dengan isu-isu picisan sebagaimana yang kita temukan dalam buku karangan Mahrus Ali tersebut. Sebab, jawaban yang syamil dan kamil dari Tim Penulis LBM NU, juga bisa untuk membantah buku anti sholawat dan dzikir NU – yang mungkin datang dari pihak lain. Artinya, buku ini selain memperkuat keyakinan warga Nahdliyyin yang Sunniyah Salafiyyah, dalam mengamalkan sholawat dan dzikir selama ini, juga sekaligus memberikan masukan kepada warga di luar Ahlussunnah untuk memahami praktik amaliyah mayoritas penganut Ahlussunnah di negeri ini, yaitu NU, Persatuan Tarbiyah Indonesia dan ormas Islam lainnya di negeri ini yang senentiasa terbiasa dengan tradisi sholawat, dzikir, tahlil, talqin dan lain sebagainya.

Wallohu'alam bi showwab, Kami dari Admin KCI hanya meluruskan bukan untuk memprovokasi, mohon maaf jika ada salah.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 ilmu tentang islam.