Selasa, 17 Desember 2013

Ulama Indonesia | Syekh Tubagus Muhammad Nur Husein (Mama Cimuncang)

Kumpulan Cerita Islam (KCI) : Ulama Indonesia | Syekh Tubagus Muhammad Nur Husein (Mama Cimuncang)
Maqom Mama Nur Husain

Syekh Tubagus Muhammad Nur Husein (Mama Cimuncang)
Bermakam di kandang Jarah Kampung Pesantren Cimuncang Kebonpedes Sukaraja
Diriwayatkan, bahwa beliau pernah tinggal di Ciwalen Cianjur, karena pertempuran dengan Belanda yang menyebabkan beliau hijrah ke daerah jampang lalu ke daerah Kebonpedes dan mendirikan pesantren yang kini diyakini sebagai pesantren pertama dan tertua di Sukabumi yang kemudian daerah tersebut dinamakan Kampung Pesantren di daerah Cimuncang.
Nama Cimuncang tersebut diambil dari sungai Cimuncang, yaitu ketika beliau membuat saluran air untuk persawahan dan perkebunan di daerah kebon pedes dan kampung pesantren yang airnya diambil dari sungai Cimuncang. 
Nama : Assyaikh KH. Tb. Muhammad Nur Husain 
Lahir di : Banten, +1163 H/+ 1742 M
Silsilah : Merujuk kepada buku H.Mukhtar Effendi, BA 

Jalur Banten & Jalur Pamijahan 
Dari Pihak Ayah : KH. Tb Muhammad Nur Husain bin Tubagus Syarifuddin bin Abu Mahasin Zainal Abidin bin Syeikh Maulana Mansyur (Cikadueun) bin Sultan Agung Abdul Fatah Tirtayasa bin Syeikh Abdul Mahalli Ahmad bin Syeikh Abdul Mafahir, Syeikh Maulana Muhammad Nasruddin bin Syeikh Maulana Yusuf bin Syeikh Maulana Hasanudin bin Syeikh Syarif hidayatullah (Sunan Gunung Jati).
Dari Pihak Ibu: KH. Tb. Muhammad Nur Husain bin Nyimas Nurkasih binti R. Bangsa Santana (Dalem Bojong) bin Syeikh Abdul Muhyi (Pamijahan) bin Nyai Raden Ajeng Tanganjiyah binti RK.Sambirana bin Raden Wira Candera bin Pangeran Girilaya bin Sunan Giri.
Dari Syekh Abdul Muhyi Pamijahan mempunyai nasab; Syekh Abdul Muhyi bin sembah Lebe Wartakusumah bin Entol Panengah bin Mudik Cikawung Ading bin Kuda Lanjar bin Ratu Puhun bin Prabu Siliwangi I dan seterusnya.

Dari Pihak Isteri
Nyi Mas Alebah binti Abdul Wahhab bin Nyai Raden Karanggan bin Raden Arya Wiratanudatar Cikundul (R. Jayasasana) bin Raden Arya Wangsa Ghofarana bin Sunan Ciburiang bin Sunan Wanapri bin Sunan Parunggangsa Bin Syeikh Maulana Yusuf bin Syeikh Maulana Hasanudin bin Syeikh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati).
Dari Sunan Parunggangsa mempunyai nasab; bin Ratu Pucuk Umum bin Nilakendra bin Prabu Saut bin Buwanawisesa dan seterusnya.
Perjalanan Tolab Ilmunya : di sekitar Jawa, Mesir, Makkah dan Madinah Disiplin ilmu yang dikuasai dan diajarkan antara lain: 
Beliau adalah Hafidz Qur’an 30 Juzu, Tajwid, Tafsir, Hadist, Tauhid, Fiqih, Tashowwuf. Kiai Cimuncang pengamal dan Mursyid Thoriqot Qodiriyyah wan Naqsyabandiyyah. 
Ilmu-ilmu alat : nahwu, shorof, ma’ani, bayan, badi’, makulat, wadlo, istiqoq, munadhoroh, mantiq, falak, Hikmat, dll.
Pertama mendirikan Pesantren di Cieundeur – Cianjur pada saat pembuatan terowongan lampegan. dan pada tahun 1261 H/1840 M (169 Th yang lalu) mendirikan 15 pondok di sebuah daerah yang sampai sekarang di sebut Kp.Pesantren. karena dikejar-kejar penjajah pindah ke Sukabumi mendirikan pesantren di wilayah jampang kulon Kab. Sukabumi dan selanjutnya karena terus menerus di kejar-kejar Penjajah Pindah ke Kp. Muara Sukaraja dan selanjutnya ke dekat sungai Cimandiri yang sekarang di sebut Kampung Pesantren Cimuncang desa Jambenenggang kec. Kebon Pedes Kab. Sukabumi.
Dan selanjutnya kepemimpinan pesantren di lanjutkan oleh putranya KH. Abdullah Siroj (Mama Muhammad Isa), dilanjutkan oleh menantu Syeikh Muhammad Isa yang bernama KH. Ma’lum Muhammad Zainuddin bin KH. Nur Bayan dari Cibeber- Cianjur. di masa kepemimpinan beliaulah pesantren Cimuncang ini mengalami masa kejayaannya.
Para santri calon ulama yang belajar di pesantren tersebut berasal antara lain dari daerah Sukabumi, Tasikmalaya, Bogor, Cianjur, Bandung, Garut, Banten, Cirebon dll, juga dari luar Jawa.
Selain membina santri juga beliau ( KH.Tb M Nur Husain ) juga beliau mengembangkan ekonomi masyarakat melalui pertanian, membuka lahan sawah baru dengan membuat selokan cibendung yang bersumber dari sungai Cimuncang bendungan pasir kambing sejauh 4 Km yang bersumber dari Batu Karut Sukaraja.
kitab-kitab peninggalan Mama Cimuncang dan putranya Syeikh Isa dan Mama Ma’lum antara lain Al-Qur’an tulis Tangan, Kitab Do’a dan Thoriqoh Qodiriyyah wan Naqsyabandiyyah, kitab Tauhid.
Sampai sekarang keturunan dari Mama Cimuncang sudah mencapai turunan ke- 10 tersebar di wilayah Jawa Barat dan di Provinsi-Provinsi lain di tanah air juga di luar Negeri dengan profesi Ulama, Pejabat Pemerintahan, pengusaha, Wakil Rakyat, dsb.

4 komentar:

Copyright @ 2013 ilmu tentang islam.