Kamis, 27 Februari 2014

Hafidz Al Qur'an | Kisah Seorang Penggembala Kambing Menghapal Al-Qur'an

Kumpulan Cerita Islam (KCI) : Hafidz Al Qur'an | Kisah Seorang Penggembala Kambing Menghapal Al-Qur'an

SEORANG penggembala kambing, sebut saja namanya Urwah, dari negara Kuwait menceritakan kisahnya seperti yang ditulis oleh Syeikh Hamdan Hamud Al-Hajiri dalam kitabnya “Auladuna, Kaifa Yahfazhunal Qur`an”. Berikut adalah kisahnya.

Pada saat berangkat, aku merasakan dua hal yang berbeda pada waktu yang bersamaan. Di satu sisi aku merasa sedih karena harus berpisah dengan keluarga di kampung, namun di sisi lain aku merasa senang karena bisa pergi ke Arab Saudi. Ini kali pertama aku masuk bandara dan berpergian dengan pesawat terbang. Perasaan pun bercampur aduk, antara gembira, sedih, dan rasa takut. Semuanya aku rasakan saat itu.

Aku tidak sempat memikirkan tentang pekerjaan dan di mana aku akan bekerja setelah mendapatkan panggilan dari seseorang di Arab Saudi. Bagiku yang hanya lulusan SMA ini, diterima bekerja di Arab Saudi saja adalah sesuatu yang hebat; karena jarang bagi kalangan menengah ke bawah di kampungku untuk pergi ke luar negeri. Apapun pekerjaannya, yang penting halal dan hasilnya dapat aku tabung untuk kembali ke Kuwait.

Tak terasa, muncul dalam pikiranku tentang pakaian ihram yang ingin aku gunakan pada musim haji dan cita-citaku untuk menghafal al-Quran selama berada di Arab Saudi. Inilah cita-citaku semenjak lama. Sungguh aku akan berusaha menghadapi semua kesulitan untuk menggapai cita-citaku itu.

Perasaan takut lalu berubah menjadi tenang ketika aku tenggelam bersama cita-citaku tersebut. Namun, pikiranku seketika buyar bersamaan dengan datangnya seorang petugas bandara yang meminta paspor. Aku lalu menyerahkan pasporku kepadanya. Petugas itu bertanya,

“Apa pekerjaanmu? Penggembala kambing?”

“Iya.“

Aku jawab dengan tegas pertanyaannya.

Setelah mengambil barang bawaan, aku keluar bandara. Aku melihat namaku yang tertulis di kertas besar dibawa oleh seseorang. Ternyata, dia adalah majikanku. Dia menyambutku dengan senyuman.

Setelah itu, aku masuk mobil majikanku yang tengah parkir di sana. Aku melihat lampu kota dari kejauhan yang perlahan menghilang seiring dengan laju kendaraan yang membawa kami. Pertanyaan demi pertanyaan datang silih berganti dari majikanku. Berapa tahun kamu pernah menggembala kambing? Apakah engkau dapat mengenali penyakit-penyakit kambing? Dan banyak pertanyaan lainnya.

Setelah pertanyaan-pertanyaan yang banyak, rasa kantuk mulai menguasaiku. Majikanku mulai memberikan nasihat-nasihat, “Jangan kamu putus asa! Janganlah kamu takut! Kamu harus bersemangat dan bersungguh-sungguh.”

Kami sampai di kemah kecil setelah melalui jalan-jalan yang berliku. Kemudian majikanku berkata, “Inilah tempat tinggalmu.” Aku merasa senang dengan tempat yang luas serta suasana yang tenang dan indah. Kemahku berada di dataran tinggi yang dikelilingi oleh tumpukan jerami dan gandum. Dalam kemahku yang sederhana terdapat sebuah ruangan kecil yang berfungsi sebagai dapur.

Pagi harinya, aku menunaikan shalat Subuh setelah terbangun dari tidurku yang pulas karena baru pertama kali melakukan perjalanan yang jauh.

Hari Pertama Mengembala

Pengembala kambing, ya tetap pengembala kambing. Aku tidak menyesal bekerja sebagai pengembala kambing lagi di negeri yang jauh dari negeriku. Meskipun di negaraku juga bisa mengembala kambing, tapi seperti yang aku katakan, cita-citaku ke Arab Saudi adalah menunaikan ibadah haji dan menghafal Al-Qur`an hingga 30 juz.

Aku memulai hari pertamaku bekerja. Aku lihat kambing gembalaanku satu persatu, lalu aku membiarkannya berjalan di depan, dan aku mengikutinya sambil membawa bekal untuk makan siang nanti. Aku tunggangi pungung kudaku dan berdoa seperti yang tercantum dalam firman Allah Ta’ala,

“Mahasuci (Allah) yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya ”(QS. Az-Zukhruf: 13)

Debu-debu beterbangan dari bekas pijakan kaki kambing yang sedang berjalan dengan perlahan. Aku hidup di gurun, bukan di tanah subur yang mana seseorang bisa mengembalakan kambingnya dengan mudah. Memang butuh perjuangan yang hebat untuk mencari tempat pengembalaan kambing.

Dari kejauhan, sebuah kemah mulai terlihat. Kemah itu adalah tempat tinggal pengembala kambing yang juga bekerja dengan majikanku. Di sana ada beberapa orang yang tengah beristirahat. Sesampai di sana, setelah memperkenalkan diri kepada teman-teman dengan profesi yang sama, aku langsung berwudhu, lantas mengumandangkan azan untuk shalat Zuhur. Gema suara azanku terdengar di sekeliling kami. Setelah merasa aman karena kambing-kambing gembalaan berada tidak jauh dariku, maka aku mengerjakan shalat berjamaah. Setelah itu, aku meneruskan perjalananku yang jauh.

Dalam perjalanan, aku teringat akan keluargaku dan penduduk kampungku. Aku teringat pula waktu awal menghafal Al-Quran di negeriku. Yang paling kuingat adalah ucapan ayahku. Beliau berpesan agar aku menghafal Al-Qur`an hingga khatam. Aku berkata dalam hati, “Ini adalah kesempatan yang tak tergantikan dengan apa pun dan merupakan ‘harta rampasan’ yang didapat tanpa susah payah, karena aku tidak mempunyai kesibukan yang menghalangiku untuk melaksanakan pesan ayahku itu.”

Tatkala tiba waktu pulang, aku telah mengambil sebuah keputusan yang sangat penting, yaitu aku akan mulai menghafal Al-Quran selama di Arab Saudi ini, Insya Allah. Ya, aku akan menghafal Al-Qur`an. Aku bersyukur kepada Allah atas petunjuk-Nya dan atas waktu yang kosong ini. Lagi pula, pekerjaanku berada di luar kota yang jauh dari kebisingan. Walaupun kehidupan di sini sulit dan keras, tetapi aku merasa senang karena tidak ada waktu untuk bergunjing, mengadu domba, dan memfitnah orang lain. Suasana pekerjaanku sangat kondusif dan jauh dari semua hal-hal yang tidak berguna.

Kemudian aku pulang ke kemahku dengan kelelahan. Sebelum masuk kemah, domba dan kambing terlebih dahulu digiring menuju ke sumber air. Kemudian aku mengambil air wudhu dan mengumandangkan azan Maghrib di kemahku. Bersama teman-teman yang lain aku mengerjakan shalat maghrib berjamaah.

Inilah hari pertamaku kerja di negeri ini dan demikianlah hari-hariku yang lain, kecuali hari Jum’at; karena pada waktu itu aku melakukan shalat Jum’at.

Hari demi hari berlalu dan tibalah musim haji. Majikanku yang baik hati mengizinkanku pergi ke Makkah untuk melaksanakan ibadah haji. Singkat cerita, setelah selesai, aku kembali ke tempat majikanku yang berada di wilayah timur negara Arab Saudi. Aku sudah berterus terang kepada majikanku bahwa tujuan utamaku ke Arab Saudi selain untuk bekerja adalah melaksanakan ibadah haji. Namun, dia menanggapinya dengan senyuman seraya berkata, “Bersabarlah sebentar, tinggallah beberapa bulan lagi di sini.”

Oleh karena itu, tidak ada hal lain lagi yang kuharapkan selain menuntaskan hafalan al-Quran. Maka dengan sungguh-sungguh aku membulatkan tekadku untuk itu. Aku selalu berusaha, bersabar, dan berdoa kepada Allah Ta’ala agar memberikanku petunjuk-Nya untuk menghafal al-Quran sehingga akhirnya Allah Ta’ala memberikan karunia-Nya, yang mana aku dapat mengkhatam hafalan Al-Quran sekitar 10 bulan lebih semenjak datang ke Arab Saudi. Apakah engkau ingin mengetahui bagaimana aku bisa menghafal al-Quran?

Mulai Menghafal Al-Quran

Pada setiap pagi setelah shalat subuh aku menghafal ayat-ayat al-Quran sebanyak dua lembar. Setelah mengembala kambing, dan hendak pulang ke kemah, aku mengulang kembali hasil hafalanku yang kudapat pagi tadi, lalu hafalan itu diulang kembali pada keesokan harinya.

Keesokan harinya, sebelum berangkat menggembala kambing, aku mengulangi hafalanku yang kemarin. Apabila hafalanku yang kemarin itu sudah mantap, maka aku mulai menambah hafalanku dengan ayat-ayat yang baru. Hal yang sama juga aku lakukan ketika pulang ke kemah, yakni mengulangi kembali hasil hafalanku pagi tadi dan mengulang kembali hafalan hari ini pada keesokan harinya lagi. Adapun hari Kamis dan Jum’at aku khususkan untuk mengulang semua hafalanku.

Pada saat beristirahat, salah seorang temanku -yang menceritakan kisah ini kepada Syeikh Hamdan Hamud Al-Hajiri- bertanya sambil terheran-heran, “Kamu tidak memiliki radio dan televisi. Kamu juga tidak membaca koran, lalu bagaimana kamu mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi di seluruh dunia. Kamu benar-benar terpisah dari dunia luar.”

Sambil membetulkan posisi duduk, aku katakan, “Sungguh, rasa khawatirku terhadap sesuatu menjadi berkurang. Pada waktu kosong ini, aku sibuk memeriksa penyakit kambing-kambingku atau menjahit bajuku yang sobek. Inilah kejadian-kejadian yang luar biasa bagi diriku. Adapun kabar terhangat adalah kabar yang disebutkan dalam firman Alah Ta’ala, Tuhan semesta alam. Sementara itu, peristiwa yang paling agung adalah peristiwa diutusnya para nabi beserta orang-orang beriman yang mengikutinya, bagaimana dakwah mereka dan cobaan yang menimpa mereka. Bagi saya, berita-berita yang ada koran dan majalah tidak begitu penting. Biarlah saya menyibukkan diri dengan kabar yang datang dari Tuhan yang disembah para makhluk di dunia ini.”

Subhanallah, sungguh kuat keinginan si pengembala kambing ini untuk mengisi hari-harinya dengan al-Quran. Kesibukan bekerja bukanlah sebuah alasan baginya untuk tidak menghafal al-Quran. Hal yang terpenting bagi kita adalah berniat sepenuh hati untuk menghafal al-Quran, lalu melaksanakannya, kemudian istiqamah (kosisten) menjalaninya.

Seharusnya, kecanggihan teknologi pada masa ini kita manfaatkan untuk menghafal Al-Quran. Pada masa dahulu, barangkali cuma ada kaset atau cakram padat (CD) yang bisa kita dengarkan untuk menghafal atau mengulang hafalan Al-Quran. Pada masa sekarang, banyak rekaman para qari Timur Tengah maupun dalam negeri dalam format MP3 yang bisa kita unduh dari situs resmi, lalu kita simpan dalam telepon genggam, sehingga bisa didengar kapan pun kita inginkan. Daripada mendengarkan musik yang hukumnya masih diperdebatkan oleh para ulama, lebih baik mendengar tilawah Al-Quran. Mengerti atau tidak maknanya, Anda sudah mendapatkan pahalanya.

Jangan terpengaruh oleh ucapan orang, “Untuk apa menghafal Al-Quran, toh kamu tidak mengerti.” Atau, “Yang penting adalah mengamalkan Al-Quran, bukan sekadar menghafalnya.”

Itu hanya ucapan orang-orang yang tidak mau menghafal Al-Quran. Dia tidak tahu bahwa membaca dan menghafal itu pintu pertama untuk mengerti dan mengamalkan Al-Qur`an. Bukankah waktu kecil dulu kita disuruh membaca dan menghafal bacaan shalat secara sempurna tanpa mengetahui maknanya sama sekali? Atau bahkan sebagian dari kita masih belum mengerti apa yang dia baca sampai sekarang?

Tunggu apalagi, marilah kita menghafal Al-Quran selagi hayat masih di kandung badan. Berusaha untuk menghafal Al-Quran dengan membacanya berarti kita memperbanyak satu ibadah lainnya, yakni menyeringkan bacaan Al-Quran. Banyak hadits Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam yang menganjurkan kita untuk membaca Al-Quran, di antaranya adalah yang diriwayatkan dari Abu Umamah Al-Bahili, yang mana dia berkata, “Saya mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Bacalah Al Qur`an, karena ia akan datang memberi syafaat kepada para pembacanya pada hari kiamat nanti.” (HR. Muslim).

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam juga bersabda, “Sesungguhnya Allah akan memuliakan suatu kaum dengan kitab ini (Al Qur`an) dan menghinakan yang lain.” (HR. Muslim, Ibnu Majah, dan Ahmad).

Dalam hadits lain, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Orang yang paling baik di antara kalian adalah seorang yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya (kepada orang lain).” (HR. Al-Bukhari, Abu Dawud, dan At-Tirmidzi).

Semoga kita termasuk orang-orang yang gemar membaca Al-Quran, memahami maknanya, menghayatinya, mengamalkannya, menghafalnya, lalu mengajarkannya.

Sumber : https://www.facebook.com/pusatalquranindonesia/posts/1460834330811888:0

Minggu, 23 Februari 2014

Istri Menunduk karena Suami yang Shaleh

Kumpulan Cerita Islam (KCI) : Istri Menunduk karena Suami yang Shaleh
Tiga Bulan Tidak Mampu Memandang Wajah Suami

Illustrasi
Assalamu'alaikum wr, wb.
Subhanalloh, Kisah Rumah tangga yang diberkahi Allah Ta'ala.
Pernikahan itu telah berjalan empat (4) tahun, namun pasangan suami istri itu belum dikaruniai seorang anak. Dan mulailah kanan kiri berbisik-bisik: “kok belum punya anak juga ya, masalahnya di siapa ya? Suaminya atau istrinya ya?”. Dari berbisik-bisik, akhirnya menjadi berisik.

Tanpa sepengetahuan siapa pun, suami istri itu pergi ke salah seorang dokter untuk konsultasi, dan melakukan pemeriksaaan. Hasil lab mengatakan bahwa sang istri adalah seorang wanita yang mandul, sementara sang suami tidak ada masalah apa pun dan tidak ada harapan bagi sang istri untuk sembuh dalam arti tidak peluang baginya untuk hamil dan mempunyai anak.

Melihat hasil seperti itu, sang suami mengucapkan: inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, lalu menyambungnya dengan ucapan: Alhamdulillah.

Sang suami seorang diri memasuki ruang dokter dengan membawa hasil lab dan sama sekali tidak memberitahu istrinya dan membiarkan sang istri menunggu di ruang tunggu perempuan yang terpisah dari kaum laki-laki.

Sang suami berkata kepada sang dokter: “Saya akan panggil istri saya untuk masuk ruangan, akan tetapi, tolong, nanti anda jelaskan kepada istri saya bahwa masalahnya ada di saya, sementara dia tidak ada masalah apa-apa.

Kontan saja sang dokter menolak dan terheran-heran. Akan tetapi sang suami terus memaksa sang dokter, akhirnya sang dokter setuju untuk mengatakan kepada sang istri bahwa masalah tidak datangnya keturunan ada pada sang suami dan bukan ada pada sang istri.

Sang suami memanggil sang istri yang telah lama menunggunya, dan tampak pada wajahnya kesedihan dan kemuraman. Lalu bersama sang istri ia memasuki ruang dokter. Maka sang dokter membuka amplop hasil lab, lalu membaca dan mentelaahnya, dan kemudian ia berkata: “… Oooh, kamu –wahai fulan- yang mandul, sementara istrimu tidak ada masalah, dan tidak ada harapan bagimu untuk sembuh.

Mendengar pengumuman sang dokter, sang suami berkata: inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, dan terlihat pada raut wajahnya wajah seseorang yang menyerah kepada qadha dan qadar Allah SWT.

Lalu pasangan suami istri itu pulang ke rumahnya, dan secara perlahan namun pasti, tersebarlah berita tentang rahasia tersebut ke para tetangga, kerabat dan sanak saudara.

Lima (5) tahun berlalu dari peristiwa tersebut dan sepasang suami istri bersabar, sampai akhirnya datanglah detik-detik yang sangat menegangkan, di mana sang istri berkata kepada suaminya: “Wahai fulan, saya telah bersabar selama Sembilan (9) tahun, saya tahan-tahan untuk bersabar dan tidak meminta cerai darimu, dan selama ini semua orang berkata:” betapa baik dan shalihah-nya sang istri itu yang terus setia mendampingi suaminya selama Sembilan tahun, padahal dia tahu kalau dari suaminya, ia tidak akan memperoleh keturunan”. Namun, sekarang rasanya saya sudah tidak bisa bersabar lagi, saya ingin agar engkau segera menceraikan saya, agar saya bisa menikah dengan lelaki lain dan mempunyai keturunan darinya, sehingga saya bisa melihat anak-anakku, menimangnya dan mengasuhnya.

Mendengar emosi sang istri yang memuncak, sang suami berkata: “istriku, ini cobaan dari Allah SWT, kita mesti bersabar, kita mesti …, mesti … dan mesti …”. Singkatnya, bagi sang istri, suaminya malah berceramah di hadapannya.

Akhirnya sang istri berkata: “OK, saya akan tahan kesabaranku satu tahun lagi, ingat, hanya satu tahun, tidak lebih”. Sang suami setuju, dan dalam dirinya, dipenuhi harapan besar, semoga Allah SWT memberi jalan keluar yang terbaik bagi keduanya.

Beberapa hari kemudian, tiba-tiba sang istri jatuh sakit, dan hasil lab mengatakan bahwa sang istri mengalami gagal ginjal. Mendengar keterangan tersebut, jatuhnya psikologis sang istri, dan mulailah memuncak emosinya. Ia berkata kepada suaminya: “Semua ini gara-gara kamu, selama ini aku menahan kesabaranku, dan jadilah sekarang aku seperti ini, kenapa selama ini kamu tidak segera menceraikan saya, saya kan ingin punya anak, saya ingin memomong dan menimang bayi, saya kan … saya kan …”. Sang istri pun bad rest di rumah sakit.

Di saat yang genting itu, tiba-tiba suaminya berkata: “Maaf, saya ada tugas keluar negeri, dan saya berharap semoga engkau baik-baik saja”. “Haah, pergi?”. Kata sang istri. “Ya, saya akan pergi karena tugas dan sekalian mencari donatur ginjal, semoga dapat”. Kata sang suami.

Sehari sebelum operasi, datanglah sang donatur ke tempat pembaringan sang istri. Maka disepakatilah bahwa besok akan dilakukan operasi pemasangan ginjal dari sang donatur.

Saat itu sang istri teringat suaminya yang pergi, ia berkata dalam dirinya: “Suami apa an dia itu, istrinya operasi, eh dia malah pergi meninggalkan diriku terkapar dalam ruang bedah operasi”.

Operasi berhasil dengan sangat baik. Setelah satu pekan, suaminya datang, dan tampaklah pada wajahnya tanda-tanda orang yang kelelahan.

Ketahuilah bahwa sang donatur itu tidak ada lain orang melainkan sang suami itu sendiri. Ya, suaminya telah menghibahkan satu ginjalnya untuk istrinya, tanpa sepengetahuan sang istri, tetangga dan siapa pun selain dokter yang dipesannya agar menutup rapat rahasia tersebut.

Dan subhanallah …

Setelah Sembilan (9) bulan dari operasi itu, sang istri melahirkan anak. Maka bergembiralah suami istri tersebut, keluarga besar dan para tetangga.

Suasana rumah tangga kembali normal, dan sang suami telah menyelesaikan studi S2 dan S3-nya di sebuah fakultas syari’ah dan telah bekerja sebagai seorang panitera di sebuah pengadilan di Jeddah. Ia pun telah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an dan mendapatkan sanad dengan riwayat Hafs, dari ‘Ashim.

Pada suatu hari, sang suami ada tugas dinas jauh, dan ia lupa menyimpan buku hariannya dari atas meja, buku harian yang selama ini ia sembunyikan. Dan tanpa sengaja, sang istri mendapatkan buku harian tersebut, membuka-bukanya dan membacanya.

Hampir saja ia terjatuh pingsan saat menemukan rahasia tentang diri dan rumah tangganya. Ia menangis meraung-raung. Setelah agak reda, ia menelpon suaminya, dan menangis sejadi-jadinya, ia berkali-kali mengulang permohonan maaf dari suaminya. Sang suami hanya dapat membalas suara telpon istrinya dengan menangis pula.

Dan setelah peristiwa tersebut, selama tiga bulanan, sang istri tidak berani menatap wajah suaminya. Jika ada keperluan, ia berbicara dengan menundukkan mukanya, tidak ada kekuatan untuk memandangnya sama sekali.

Wassalamu'alaikum wr, wb.

(Diterjemahkan dari kisah yang dituturkan oleh teman tokoh cerita ini, yang kemudian ia tulis dalam email dan disebarkan kepada kawan-kawannya)
Sumber : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=748063621884197&set=a.193475520676346.51751.100000416999303&type=1

Rabu, 12 Februari 2014

Perhiasan | Hukum Pemakaian Perhiasan Emas, Perak dan Suasa

Kumpulan Cerita Islam (KCI) : Perhiasan | Hukum Pemakaian Perhiasan Emas, Perak dan Suasa 

Sebagai Umat Muslim hendaknya kita mengetahui bagaimana hukum penggunaan perhiasan Emas, Perak dan Suasa.
Agar jawaban ini lebih komprehesinf, maka diulas juga di sini hukum-hukum yang berkaitan dengan penggunaan emas, perak dan suasa baik bagi lak-laki, perempuan, dan anak kecil laki-laki. Khusus untuk Anda, jawabannya adalah haram memakai cincin suasa karena mengandung emas. Pemakainya berdosa. Namun, apabila dipakai shalat, shalatnya tetap sah dan tidak perlu diulangi. Imam Syafi'i dalam kitab Al-Umm 1/111 mengatakan: 

وكذلك أنهاهم عن لبس الذهب خواتيم وغير خواتيم ولو لبسوه فصلوا فيه كانوا مسيئين باللبس عاصين إن كانوا علموا بالنهي ولم يكن عليهم إعادة صلاة ; لأنه ليس من الأنجاس ألا ترى أن الأنجاس على الرجال والنساء سواء والنساء يصلين في الذهب . 

Artinya: Begitu juga Nabi melarang umat Islam laki-laki memakai emas baik dalam bentuk cincin atau lainnya. Apabila muslim memakai emas lalu shalat maka mereka berbuat buruk dan maksiat apabila mereka tahu atas larangan itu tapi tidak perlu mengulangi shalatnya karena emas tidaklah najis. Tidakkah anda tahu bahwa najis bagi laki-laki dan perempuan itu sama sedangkan wanita shalat dengan memakai emas.

DALIL DASAR EMAS DAN PERAK

Haram dan halalnya emas dan perak adalah berdasar sejumlah hadits sahih antara lain dikutip di bawah:

1. Hadits sahih riwayat Muslim dari Barra' bin Azib

أمرنا رسول الله صلى الله عليه وسلم بسبع ونهانا عن سبع أمرنا بعيادة المريض واتباع الجنازة وتشميت العاطس وإبرار القسم أو المقسم ونصر المظلوم وإجابة الداعي وإفشاء السلام ونهانا عن خواتيم أو عن تختم بالذهب وعن شرب بالفضة وعن المياثر وعن القسي وعن لبس الحرير والإستبرق والديباج

Arti ringkasan: Rasulullah memerintahkan kita untuk melakukan 7 (tujuh) perkara dan melarang 7 perkara. ... Nabi melarang kami memakai cincin emas, minum di wadah/bejana perak.

2. Hadits sahih riwayat Bukhari

الذهب والفضة والحرير والديباج هي لهم في الدنيا ولكم في الآخرة 

Artinya: Emas, perak, sutera, adalah untuk mereka (orang kafir) di dunia dan untuk kita di akhirat.

3. Hadits sahih riwayat Tirmidzi dan Nasa'i

إِنَّ هَذَيْنِ حَرَامٌ عَلَى ذُكُورِ أُمَّتِي حِلٌّ لِإِنَاثِهَا

Artinya: Dua hal ini (emas dan sutra) adalah haram bagi laki-laki dan halal bagi perempuan.

4. Hadits sahih riwayat Muslim dari Anas

أَنَّ رَسُول اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَبِسَ خَاتَم فِضَّة فِي يَمِينه

Artinya: Rasulullah memakai cincin dari perak di jari tangan kanannya.

5. Hadits sahih Bukhari Muslim
أنه صلى الله عليه وسلم اتخذ خاتماً من ورِق ( فضة) 

Artinya: Bahwasanya Nabi memakai cincin dari perak.

HUKUM MEMAKAI EMAS BAGI WANITA

Perempuan boleh memakai memakai emas dan perak

Imam Nawawi dalam Syarah Muslim menyatakan:

وأما النساء فيباح لهن لبس الحرير وجميع أنواعه ، وخواتيم الذهب ، وسائر الحلي منه ، ومن الفضة ، سواء المزوجة ، وغيرها ، والشابة والعجوز والغنية والفقيرة

Arti ringkasasn: Perempuan boleh memakai cincin emas dan perak baik sudah menikah atau belum, masih muda atau sudah tua, kaya atau miskin.

Ibnu Abdil Barr mengatakan dalam Al-Istinkar

الإجماعَ على جوازِ التختمِ بالذهبِ للنساءِ ، وأنهُ يحرمُ على الرجالِ

Artinya: 
Ulama sepakat (ijmak) atas bolehnya wanita memakai cincin emas dan haram bagi laki-laki.

HUKUM MEMAKAI CINCIN EMAS BAGI LAKI-LAKI

Memakai cincin emas bagi laki-laki itu haram seperti dikatakan Imam Nawawi dalam Syarah Muslim berikut:

وأما خاتم الذهب فهو حرام على الرجل بالإجماع ، ) .

Artinya: 
Adapun cincin emas itu haram bagi lak-laki menurut ijmak (kesepakatan ulama).

HUKUM MEMAKAI EMAS BAGI ANAK KECIL LAKI-LAKI

1. Imam Nawawi berkata dalam Al-Majmuk:
فأما الصبي فهل يجوز للولي إلباسه الحرير فيه ثلاثة أوجه في البيان وغيره: أحدها يحرم على الولي إلباسه وتمكينه منه.. وتجري الأوجه الثلاثة في إلباسهم حلي الذهب.

واختلفوا في الراجح من الأوجه فالصحيح جوازه مطلقا وبه قطع صاحب الإبانة، وصححه الرافعي في المحرر

Artinya: 
Adapun anak kecil laki-laki apakah boleh bagi wali (orang tua)-nya untuk memakaikan baju terbuat dari sutra ada tiga pandangan dalam hal ini. Salah satunya adalah haram bagi orang tua anak untuk memakaikan baju sutra. Hukum yang sama berlaku juga dalam kasus wali memakaikan emas pada anak keci laki-laki.

Namun pendapat yang rajih (unggul) adalah boleh secara mutlak. Pendapat ini ditashih oleh Imam Rafi'i dalam Al-Muharrar.

HUKUM MEMAKAI PERAK BAGI LAKI-LAKI

Hukum memakai emas bagi laki-laki diperinci yaitu apakah dipakai untuk cincin atau selain cincin seperti untuk kalung atau gelang.

A. Hukum Memakai Perak Dipakai untuk Cincin

Sebagaimana tersebut dalam hadits di atas, memakai cincin perak hukumnya boleh. Kaerna Nabi juga memakainya. Adapun apakah di jari tangan kanan atau kiri itu sama-sama bolehnya. Namun ada pendapat yang mengatakan di jari kanan lebih baik.

B. Hukum Perak Dipakai untuk ٍKalung dan Gelang (Selain Cincin) Bagi Laki-laki 

Madzhab Syafi'i: Imam Nawawi mengatakan dalam kitab Al-Majmuk:
قال أصحابنا: يجوز للرجل خاتم الفضة بالإجماع، وأما ما سواه من حلي الفضة كالسوار والمدملج والطوق ونحوها، فقطع الجمهور بتحريمها، وقال المتولي والغزالي في الفتاوى يجوز، لأنه لم يثبت في الفضة إلا تحريم الأواني، وتحريم التشبه بالنساء، والصحيح الأول لأن في هذا تشبهاً بالنساء وهو حرام

Arti ringkasan: Adapun memakai perak selain untuk cincin maka hukumnya haram menurut jumhur (mayoritas) ulama. Namun menurut Al-Mutawalli dan Al-Ghazali hukumnya boleh karena tidak ada hukum tetap dalam soal perak kecuali keharaman wadah (bejana/gelas/baki) dan haramnya serupa dengan perempuan. Pendapat yang sahih adalah yang pertama, yaitu haram, karena menyerupai perempuan.

HUKUM MEMAKAI SUASA

Suasa adalah bahan yang terbuat dari campuran emas dan perak. Memakai cincin suasa hukumnya haram begitu juga segala bentuk cincin yang dilapisi emas walaupun sedikit seperti penjelasan Imam Nawawi dalam kitab Syarah Muslim (شرح النووي على مسلم) berikut:

وكذا لو كان بعضه ذهبا وبعضه فضة حتى قال أصحابنا : لو كانت سن الخاتم ذهبا ، أو كان مموها بذهب يسير ، فهو حرام لعموم الحديث الآخر في الحرير والذهب ( إن هذين حرام على ذكور أمتي حل لإناثها

Bagitu juga haram memakai cincin yang sebagian bahannya terbuat dari emas dan sebagiannya lagi dari perak. Kalangan ulama Syafi'i mengatakan: Apabila pada cincin terbuat dari emas, atau dilapisi dengan sedikit emas maka hukumnya haram karena keumuman hadits yang melarang pemakaian sutra dan emas.

Memakai cincin suasa hukumnya haram bagi laki-laki baik dipakai sehari-hari apalagi untuk shalat.

Sumber : http://www.alkhoirot.net/2012/07/hukum-memakai-emas-perak-suasa.html

Kamis, 06 Februari 2014

Hubungan Baik ULama dan Umaro, Nikah Masal & Maulid Nabi Muhammad saw di Kanzus Shalawat

Kumpulan Cerita Islam (KCI) : Hubungan Baik ULama dan Umaro, Nikah Masal & Maulid Nabi Muhammad saw di Kanzus Shalawat

• Senin 03 Februari 2014

 Nikah Masal dalam Rangkaian Maulid Kanzus Shalawat
Nikah masal merupakan salah satu agenda tahunan yang masuk kedalam rangkaian acara Maulid Kanzus Shalawat, sudah berjalan semenjak Habib Luthfi bin Yahya mengadakan Maulid. Pada tahun ini diadakan pada Senin 03 Februari 2014. Pada acara nikah masal kali ini diikuti oleh 15 Pasangan. Nikah masal dilaksanakan di Gedung Kanzus Shalawat, peserta berasal dari Pekalongan dan sekitarnya. Setelah mengikuti nikahan mereka langsung mendapat buku nikah.

“Dalam rangkaian maulid saya tidak mengadakan khitan masal, karena khitan itu wajib kan menurut Imam Syafi’i dan Maliki. Imam Hanafi mewajibkan khitan kalau tidak bisa menjaga kesuciannya. Kalau nikah kan wajib, daripada kita mendiamkan kumpul kebo, menolong orang yang sudah nikah siri tapi tidak mampu nikah resmi. Dan dengan ini kita membantu untuk akte anak mereka yang menjadi syarat untuk sekolah dan lain sebagainya, dan alasan lainnya.” Demikian Habib Lutfi bin Yahya menjelaskan.

• Selasa 04 Februari 2014

Meskipun dari pagi hujan turun, tidak mengurangi antusias ulama dan para prajurit TNI-Polri hadir dalam silaturahim yang diselenggarakan oleh Habib Muhammad Lutfi bin Yahya. Pukul 11.00 Habib Lutfi sampai ke lokasi acara, yang bertempat di Ballroom Hotel Grand Mandari Pekalongan. Habib Lutfi beramah tamah dengan Jenderal Polisi Sutarman dan kemudian dilanjut makan siang bersama Panglima TNI Jenderal Muldoko yang tiba pada pukul 12.10 siang.

Seperti disampaikan Habib Lutfi di kediamannya, acara ini diselenggarakan tiada lain adalah agar ada kesepahaman antara TNI-POLRI dan ulama tentang pentingnya menjaga keutuhan NKRI. Dengan bersatunya tiga elemen ini maka bangsa ini akan kuat. Kesepahaman-kesepahaman ini perlu terus dibangun, dan JATMAN sebagai organisasi Thariqah siap mengawal NKRI harga mati.

Acara ini dihadiri oleh 1700 peserta, 300 prajurit TNI, 300 anggota POLRI dan 1100 peserta lainnya adalah ulama dari seluruh Indonesia. Acara yang dimulai pukul 9 ini berakhir pukul 14.45, karena Habib Lutfi beserta Panglima TNI dan Kapolri menyambut kedatangan Presiden RI Bpk. Dr. Soesilo Bambang Yudoyono yang tiba pada pukul 15.00 di statsion Pekalongan.

Sambutan Kapolri Sutarman

Jenderal Polisi Sutarman menjadi narasumber pertama pada acara ‘Silaturahim TNI/Polri dan Ulama se-Indonesia’. Jenderal yang oleh Habib M. Lutfi bin Yahya disebut Kiai ini dengan fasih mengutip ayat al-Quran dan hadits dengan fasih. Dalam pidatonya Kapolri mengatakan:

“Kebinekaan adalah wahana dan anugrah yang harus kita syukuri. Karena kita hidup tak mungkin tanpa adanya perbedaan. Kita harus bersatu padu membagun bangsa ini. Sebagaimana dalam al-Quran disebutkan bahwa Nabi adalah ‘uswah hasanah’; teladan yang baik, dan dalam hadits disebutkan bahwa Nabi diutus untuk menyempurnakan akhlak.

Maka kalau kita mengaku umat Nabi Saw., selayaknya kita meniru hasanah yang dicontohkan Nabi Saw. Mari kita beribadah sesuai dengan profesi kita masing-masing, guru dan ulama maka sampaikanlah ajaran dengan kelembutan, dan TNI/Polri menjaga persatuan dan kesatuan. Maka kita tidak akan terpecah-belah. Kondisi ini sangat memprihatinkan pasca reformasi, kebebasan yang dilindungi undag-undang disalahgunakan untuk mencapai keinginan mereka dengan cara yang salah dengan menggunakan kekerasan.”

Kapolri juga menyoroti fenomena Islam radikal, menurutnya pemahaman sekelomok umat Islam ini perlu diluruskan, dan ini menjadi tanggung ulama untuk meluruskan pemahaman mereka. “ada kelompok Islam menganggap Polisi thagut karena tidak mengikuti ajaran mereka, dan masjid di bom karena yang membangunnya adalah polisi, ini pemahaman-pemahaman keliru”. Demikian sekilas yang disampaikan oleh Kapolri.

Sambutan Jendral TNI Moeldoko

Jenderal Moeldoko dalam sambutannya membacakan biografi singkat Habib Lutfi bin Yahya, diantara yang dibaca adalah: “Habib Lutfi menguasai ilmu kedokteran kuno dan mampu mengaransmen music dan mengarang laku genre kontemporer. Ini Habib Lutfi ini tak menyisakan profesi buat yang lain, habis semua sama beliau.

Semua negara kaya di dunia bergejolak, dan Indonesia adalah negara kaya yang sejak abad ke 15 akhir sudah diperemputkan oleh Potugis, bahkan jauh sebelumnya oleh Cina dan Kerajaan Sriwijaya. Ini menurutnya harus menjadi perhatian bangsa Indonesia semua. Hal lain adalah soal ‘isme’ termasuk idiologi ekonomi yang dipakai oleh Indonesia. Indonesia sebelumnya menganut Liberalisme ekonomi, kemudian Neo Liberalisme, dan sekang ekonomi kerakyatan.

Yang membuat Negara kuat sebenarnya bukan isme-isme itu melainkan ketahanan bangsa kita, termasuk ketahanan pangan. Ketahanan pangan itu dengan cara kedaulatan pangan. Jenderal Moeldoko menyangkan banyak sarjana pertanian yang kemudian memilih kerja di Bank, dan perkantoran. Tetu hal-hal semacam ini harus diperhatikan. Agar mandiri dalam berbagai komoditas yang kita butuhkan. Garam dari Australia, beras dari Thailand dan seterusnya.

Peran stabilisator dan dinamisator yang dulu dimiliki TNI-POLRI sekarang semakin dikurangi, ini hasil reformasi. Salah satu indikator Demokrasi berjalan baik adalah dengan dikuranginya peran Negara dan civil socity semakin dikuatkan, oleh sebab itu saat ini peran stabilisator TNI itu dipegang oleh para ulama, dan TNI/POLRI selalu mendukung para ulama,” ujarnya mengakhiri.

Pesan Habib Luthfi bin Yahya

Habib Lutfi didapuk sebagai pembicara terakhir, dalam sambutannya Habib Lutfi mengatakan: “Kita sudah mempunyai tambahan dua kiai; Kiai Jenderal Sutarman dan Kiai Jenderal Moeldoko.

Kalau TNI-Polri dan ulama masyarakat bersatu, tida aka ada yang bisa merusak keutuhan NKRI. Untuk menguatkan NKRI adalah dengan memperkuat kecintaan masyarakat terhadap TNI-POLRI dan pemerintah.”

Habib Lutfi mengamini apa yang dikatakan oleh Jenderal Moeldoko, bahwa yang mengatakan bangsa ini adalah Negara auto Pilot sangat menyesatkan, bagaimana mungkin Negeri sebesar ini auto pilot. Dan Habib Lutfi mengajak agar tak lagi mencari siapa yang salah tapi mencari apa yang salah. “Kalau mencari siapa yang salah, maka tidak aka nada ujungnya,” tutur beliau.

Pada akhir sambutannya Habib Lutfi mengatakan: “Sebagai penerjemahan apa yang disampaikan Kapolri dan Panglima, ulama thariqah di cabang-cabang hendaknya mempererat hubungan dengan Kapolres dan Dandim. Ini bukan perintah, karena saya bukan panglima TNI dan Polri tapi saya panglima Thariqah,” Habib Lutfi berkelekar.


• Rabu 05 Februari 2014

Rabu, 05/02. Ribuan jamaah yang hadir dari berbagai penjuru Nusantara memadati Jl. Dr. Wahidin, lokasi Kanzus Shalawat tempat perayaan Maulid Akbar diselenggarakan. Dari dini hari para jamaah sudah mulai menduduki lokasi, agar bisa duduk lebih dekat ke panggung acara. Jamaah yang baru datang ke lokasi terlambat dipastikan akan mendapatkan tempat yang cukup jauh dari lokasi. Setiap gang di dekat lokasi penuh dengan kerumunan jamaah yang duduk khusu’.

Meskipun di beberapa daerah terkena bencana banjir,bahkan di beberapa titik di Kota dan Kabupaten terkena banjir, tapi tak menyurutkan jamaah untuk hadir di Maulid Nabi. Alhamdulilah, meskipun di beberapa kecamatan terdekat diguyur hujan, lokasi Maulid Habib Lutfi bin yahya terang. Padahal selama beberapa minggu sampai -1 puncak acara kediaman Habib Lutfi yang menjadi salah satu tempat acara diguyur hujan. Praktis, kondisi ini membuat jalannya acara dan kerja kepanitiaan, pasmpamres dan protokoler istana bisa bekerja dengan sinergis tanpa kendala.

Sedianya sebelum acara Presiden beserta Ibu Negara akan transit dikediaman Habib Lutfi bin Yahya. Para pejabat Negara seperti Menteri Agama; Surya Darma Ali, menteri PDT Helmy Faishal Zaini, Gubernur Jawa Tengah; Ganjar Pranowo dan pejabat pusat maupun daerah sudah Nampak berdatangan sejak pagi.

Pesan Habib Luthfi bin Yahya

Dalam tausyiahnya, Habib Muhammad Luthfi bin Yahya mengajak seluruh jamaah berjanji untuk terus setia mengabdi pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Demi Allah, saya bangsa Indonesia akan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan akan menepis segala sesuatu yang akan menggoyahkan kekuatan NKRI,” ujar Habib Muhammad Luthfi.

Sambutan Presiden SBY

Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. ini dihadiri kurang lebih 25 ribu jamaah dari Pekalongan dan sekitarnya. Jamaah berdatangan mulai pukul 10.00 WIB dengan kendaraan pribadi ataupun berjalan kaki.

Sejumlah menteri yang menyertai Presiden dalam rangkaian kunjungan kerja ke Jawa Barat dan Jawa Tengah selama empat hari ini juga hadir. Mereka, antara lain, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Mensesneg Sudi Silalahi, Mendikbud Mohammad Nuh, Menag Suryadharma Ali, Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hasan, Menhut Zulkilfli Hasan, dan Wamen PU Hermanto Dardak. Hadir pula Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Walikota Pekalongan Basyir Ahmad.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan sambutan saat menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1435 H di Kanzus Sholawat, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (5/2) pukul 13.00 WIB. Peringatan bertemakan “Dengan Maulid Nabi Kita Perkokoh Persatuan, Kesatuan, dan Keutuhan NKRI”. Berikut adalah kutipannya:

“Rasulullah Muhammad Saw. adalah pemimpin yang tak pernah berhenti membangun toleransi, mengayomi dan merangkul semua pihak. Tatanan kehidupan yang dibangun Nabi Muhammad Saw. di Madinah itu menjadi inspirasi Indonesia.

Tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang dibangun Rasulullah di Madinah menjadi inspirasi bagi masyarakat Indonesia untuk membangun kehidupan yang serupa, yakni masyarakat beragam yang tetap bisa hidup berdampingan dengan damai dan harmonis.

Kalau Bangsa Indonesia memiliki semangat, tekad dan upaya seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad Saw., maka dengan izin Allah Swt. Indonesia akan semakin maju, aman, adil dan sejahtera. Kita perlu meneladani kepribadian, akhlak, tutur kata dan kesantunan beliau Saw. Rasulullah adalah seorang pemimpin yang mendorong umat untuk bekerja keras, rajin menuntut ilmu dan tidak mudah menyerah.

Keberhasilan pembangunan bukan hanya ditentukan oleh pemimpin. Meskipun peran pemimpin penting, tetapi dukungan seluruh rakyat Indonesia sangat dibutuhkan. Berkat kesatuan dan persatuan itulah, lanjut Presiden, Indonesia kini dipandang dunia sebagai negara dengan perkembangan yang baik. Dunia mengakui itu.

Meskipun kita sudah mencapai perkembangan di banyak hal, tidak kalah penting kehidupan beragama. Tantangan dan permasalahan yang dihadapi juga masih banyak. Masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan. PR ini yang dalam pengerjaannya memerlukan persatuan dan kesatuan kita.

Rakyat Indonesia akan makin sejahtera jika kita bisa membangun ekonomi kita. Ekonomi bisa dibangun jika negara ini berada dalam keadaan stabil, aman, dan damai. Mari, rakyat Indonesia bersatu padu untuk ciptakan keadaan Indonesia yang stabil, aman, dan damai. Indonesia yang bersatu, Indonesia yang berdasarkan Pancasila, Indonesia yang menjalankan UUD 1945, yang berlandaskan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti meskipun berbeda-beda namun kita tetap satu.”

Di akhir sambutannya, SBY berpesan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk bergandeng tangan mengatasi masalah yang sedang terjadi di Indonesia, termasuk dalam mengatasi bencana alam. Beberapa negara di dunia juga sedang mengatasi bencana ini. “Semua sedang mengatasi masalah ini. Pemerintah pusat terus berkoordinasi dan memberikan bantuan menyelesaikan masalah-masalah yang ada. Harapan saya, kita bisa segera mengatasi masalah ini dan melanjutkan pembangunan di berbagai bidang demi hari esok yang lebih baik,” ujar SBY.

Sya’roni As-Samfuriy, Tegal 06 Februari 2014

http://www.muslimedianews.com/2014/02/rangkaian-maulid-akbar-habib-luthfi-bin.html
http://pustakamuhibbin.blogspot.com/2014/02/maulid-akbar-kanzus-sholawat-habib_5.html

SBY DAPAT HADIAH SURBAN DARI HABIB LUTHFY

Di hadapan puluhan ribu ummat Islam yang menghadiri majelis Maulidur Rasul Saw. 1435 H di Kanzus Sholawat Kota Pekalongan Rabu (5/2) Presiden Republik Indonesia DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tampil dengan menggunakan surban di pundak sebelah kiri. Padahal saat hadir dan transit di kediaman pribadi Habib Luthfi, SBY hanya menggunakan baju koko warna putih. Apakah SBY bawa sendiri dari Jakarta atau dapat hadiah dari seseorang ?

Usut punya usut, ternyata surban yang dipakai Presiden SBY merupakan hadiah langsung dari Khodimul Maulid Habib Muhammad Luthfi bin Yahya saat presiden transit sebelum menghadiri majelis Maulidur Rasul.

Hal tersebut dibenarkan salah seorang ajudan Habib Luthfi, dimana surban warna hijau yang dipakai presiden merupakan surban Habib Luthfi yang biasa dipakai pada acara-acara keagamaan. Hal itu dibuktikan saat Habib Luthfi menyambut kedatangan presiden masih memakai surban, akan tetapi ketika bersama presiden menuju panggung arena Maulid, Habib Luthfi sudah tidak lagi menggunakan surban, karena surbannya telah dihadiahkan ke SBY.

Kehadiran presiden di majelis Maulidur Rasul Kanzus Sholawat Pekalongan merupakan yang kedua kalinya setelah sebelumnya beliau hadir pada April 2008. Akan tetapi kali ini sungguh istimewa, tampil dengan baju koko warna dan celana panjang warna putih ditambah surban yang menggantung dipundaksebelah kiri, menambah wibawa SBY sebagai pemimpin ratusan juta rakyat Indonesia.

Kedatangan dan kepulangan presiden dan rombongan menggunakan jalan khusus membuat kewalahan pasukan pengaman presiden (Paspampres). Pasalnya, meski pengamanan cukup ketat, tak membuat SBY kaku dan kikuk untuk menyapa masyarakat yang berderet di pinggir jalan bahkan SBY pun melayani masyarakat yang ingin bersalaman.

Bahkan usai menghadiri majelis Maulid, SBY kembali transit di rumah kediaman pribadi Habib Luthfi Jl. dr. Wahidin Gang 7 Noyontaan Pekalongan. Tak jelas apa saja yang dibicarakan oleh kedua tokoh penting antara SBY dan Habib Luthfi.

http://www.muslimedianews.com/2014/02/sby-dapat-hadiah-surban-dari-habib.html
http://pustakamuhibbin.blogspot.com/2014/02/sby-dapat-hadiah-surban-dari-habib.html

Copyright @ 2013 ilmu tentang islam.