Selasa, 30 April 2013

Kisah Sukses Pedagang Kaki Lima (PKL)

Kumpulan Cerita Islam (KCI) : Kisah Sukses Pedagang Kaki Lima (PKL)

Mungkin kita bisa terinsfirasi dengan membaca kisah ini, selamat membaca

Adi, Pedagang Kaki Lima yang Jadi Juragan Tas

Sudah banyak cerita pedagang kaki lima yang kemudian menjadi pengusaha sukses. Salah satunya adalah Muhammad Adi, pemilik CV Intascus Sport, produsen tas yang cukup besar.

Bisa dibilang, Adi merintis usahanya ini benar-benar dari bawah. Pria tamatan sebuah SMA di Surabaya ini sudah kenyang makan asam garam sebagai pekerja rendahan.

Mulanya, selulus SMA pada 1981, Adi mencoba mengadu nasib merantau ke Sulawesi dengan menjadi buruh di sebuah toko agen barang pecah belah. Adi terpaksa merantau karena harus membantu membiayai sekolah adik-adiknya.

Namun, ia tidak lama bekerja di toko itu. Adi pun kemudian meloncat ke Kalimantan untuk bekerja sebagai buruh kasar di PT Newmont. Namun, lagi-lagi, Adi tak betah dan memutuskan pulang ke Surabaya.

Ternyata pulang ke rumah malah membuatnya gelisah, apalagi kalau melihat adik-adiknya yang membutuhkan bantuannya. Karena itu, pada 1982, Adi nekat ke Jakarta. Di ibu kota negara ini, Adi tinggal di kawasan Senayan berkat kebaikan sesama perantau asal Jawa Timur dan Jawa Tengah. "Mereka bekerja sebagai pelayan dan buruh," ujar pria kelahiran Surabaya, 12 April 1962 ini.

Untuk menyambung hidup, Adi bekerja serabutan. Pagi hingga siang hari ia menjadi penjual tas keliling dari kantor ke kantor. Malam harinya Adi menjadi juru parkir di Senayan.

Meski penghasilannya kecil, dengan sekuat tenaga Adi berusaha menyisihkan penghasilannya untuk modal berbisnis. "Modal pertama saya hanya Rp 50.000," kenang Adi.

Dengan uang segitu, Adi kulakan tas di Pasar Pagi untuk dijual kembali. Beruntung, dagangannya selalu habis terjual. "Hasil jualan saya putar lagi," kata bapak tiga anak ini.

Sayang, jiwa muda Adi yang masih bergelora membuatnya tergoda untuk berfoya-foya. Namun, setelah menikah pada 1985, Adi mulai berpikir serius menjadi pengusaha tas sendiri. Ketika itu, modalnya pun pas-pasan. "Saya terpaksa menjual perhiasan istri untuk modal awal," kata Adi. Lagi-lagi dengan uang Rp 50.000 Adi memulai usahanya.

Lantaran tak punya mesin jahit, Adi terpaksa meminjam milik temannya. Sedikit keahlian menjahit ia manfaatkan sebaik-baiknya.

Setelah enam bulan berjalan, usahanya mulai menampakkan hasil. Adi pun memberanikan diri menggaji seorang karyawan untuk meningkatkan produksi. Dengan satu karyawan itu, Adi mampu menghasilkan 150 tas per tahun seharga Rp 20.000 per tas. Dari harga segitu, Adi mengambil laba Rp 12.000 per tas. Maklum, modal membuat satu tas hanya Rp 8.000.

Sejak saat itu, setiap enam bulan sekali Adi menambah seorang karyawan. Untuk pemasaran, Adi memanfaatkan jaringan yang telah ia rintis saat masih berdagang tas keliling.

Pada 1987, Adi mulai menjalin kerja sama dengan panitia penyelenggara rapat atau pelatihan di hotel-hotel. "Pada 1987 saya sudah memiliki tenaga pemasaran 18 orang," tutur Adi.

Omzetnya pun telah melonjak hingga Rp 3 juta per hari, jumlah rupiah yang sangat besar kala itu. Sementara itu, total produksi mencapai 600 unit per hari. Laiknya roda kehidupan, posisi Adi tak selalu di atas. "Saya pernah kekurangan modal untuk menyelesaikan pesanan sampai harus menjual kendaraan operasional," tutur Adi.

Masa yang paling suram bagi Adi adalah saat pecah kerusuhan pada Mei 1998. Saat itu, para karyawannya ketakutan dan memilih pulang kampung. Sialnya, barang dagangan juga ikut mereka bawa hingga tak ada yang tersisa. "Saya rugi ratusan juta," kenang dia.

Toh, semangat Adi tidak pernah surut. Berbekal pinjaman bank, Adi mencoba bangkit. Beruntung, pada 1999 bisnis tas kantor kembali naik daun. Adi pun kembali menggenjot produksi dan mampu mencetak omzet Rp 50 juta per bulan.

Sekarang, dalam sebulan paling sedikit Adi memproduksi lebih dari 1.000 tas. "Omzetnya sekitar Rp 100 juta, dengan margin laba 20 persen sampai 40 persen," ungkap Adi. Kini, ia punya klien tetap dari instansi pemerintah, seperti Departemen Perhubungan dan Kepolisian Republik Indonesia.

Selain tas kantor, Adi juga memproduksi jenis tas lain, seperti tas perempuan. "Ini hasil belajar otodidak," ujar dia.

Bagi rezeki

Sudah menjadi kodrat, setiap orang membutuhkan orang lain. Begitu juga dalam bisnis. Karena itu, untuk memenuhi banyaknya pesanan tas, Muhammad Adi tak segan-segan membagi order ke konveksi lain. Adi mengatakan, kadang-kadang jumlah pesanan tas memang tak bisa ia tangani sendiri. Alhasil, daripada order lepas, ia membagi lagi (subkontrak) pesanan kepada konveksi lain. "Hitung-hitung berbagi rezeki dengan orang lainlah," ujar Adi.

Untuk pola kerja sama ini, Adi memilih menggunakan sistem bagi hasil yang ia nilai lebih adil. Artinya, keuntungan yang ia peroleh dari penjualan tas akan ia bagi ke pengusaha lain sesuai dengan porsi yang mereka kerjakan.

Soal pesanan, Adi tak terlalu khawatir. Pasalnya, ia sudah memiliki pelanggan tetap, yaitu Kepolisian Republik Indonesia dan Departemen Perhubungan.

Misalnya, Polri biasanya memesan tas kantor dua kali dalam setahun. Satu kali pesanan sebanyak 8.000 unit dengan tenggat waktu pengerjaan selama empat bulan. "Pesanan rutin ini baru empat tahun belakangan ini," imbuh Adi.

Di luar pesanan Polri, Adi biasanya menerima pesanan tas belanja dari biro perjalanan. "Jumlahnya memang tidak sebanyak pesanan Polri. Rata-rata 500 unit," kata Adi.

Sumber : bisnis.blogspot.com

Minggu, 28 April 2013

Sifat Sifat Manusia

Kumpulan Cerita Islam (KCI) : Sifat Sifat Manusia



  • pertama, manusia itu LEMAH

“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu dan manusia dijadikan bersifat lemah” (Q.S. Annisa; 28)


  • kedua, manusia itu GAMPANG TERPERDAYA
“Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah” (Q.S Al-Infithar : 6)


  • ketiga, manusia itu LALAI

“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu” (Q.S At-takaatsur 1)


  • keempat manusia itu PENAKUT / GAMPANG KHAWATIR

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Q.S Al-Baqarah 155)


  • kelima, manusia itu BERSEDIH HATI

“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin , siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah , hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (Q.S Al Baqarah: 62)


  • keenam, manusia itu TERGESA-GESA

Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa. (Al-Isra’ 11)


  • ketujuh, manusia itu SUKA MEMBANTAH

“Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata.” (Q.S. an-Nahl 4)


  • kedepalan, manusia itu SUKA BERLEBIH-LEBIHAN

“Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batasitu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.” (Q.S Yunus : 12)

“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas” (Q.S al-Alaq : 6)


  • kesembilan, manusia itu PELUPA

“Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: “Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka.” (Q.S Az-Zumar : 8 )


  • kesepuluh, manusia itu SUKA BERKELUH-KESAH

“Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah” (Q.S Al Ma’arij : 20)

“Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan.” (Q.S Al-Fushshilat : 20)

“Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa” (al-Isra’ 83)


  • kesebelas, manusia itu KIKIR

“Katakanlah: “Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya.” Dan adalah manusia itu sangat kikir.” (Q.S. Al-Isra’ : 100)


  • keduabelas, manusia itu SUKA MENGKUFURI NIKMAT

Dan mereka menjadikan sebahagian dari hamba-hamba-Nya sebagai bahagian daripada-Nya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah). (Q.S. Az-Zukhruf : 15)

sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, (Q.S. al-’Aadiyaat : 6)


  • ketigabelas, manusia itu DZALIM dan BODOH

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat[1233] kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, ” (Q.S al-Ahzab : 72)


  • keempatbelas, manusia itu SUKA MENURUTI PRASANGKANYA

“Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (Q.S Yunus 36)


  • kelimabelas, manusia itu SUKA BERANGAN-ANGAN

“Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: “Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?” Mereka menjawab: “Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu- ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah;dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu.” (Q.S al Hadid 72)

Kamis, 25 April 2013

MAKHLUK PENGHUNI BUMI SEBELUM NABI ADAM AS

Kumpulan Cerita Islam : MAKHLUK PENGHUNI BUMI SEBELUM NABI ADAM AS

Teka-Teki Makhluk Penghuni Bumi Yang DiCiptakan Sebelum Nabi Adam (as) Akhirnya Terungkap
Ibnu Abbas (ra) mengatakan:

“Setelah Allah menyempurnakan penciptaan langit dan bumi dengan segala sifatnya, gunung-gunung telah ditancapkan, angin telah dilepaskan, di bumi telah ada binatang-binatang liar dan bermacam-macam burung, maka buah-buahan mengering dan berjatuhan ke bumi dan di bumi tumbuh rerumputan yang satu sama lain saling tumpang tindih. Pada saat itu, bumi mengadukan persoalan tersebut kepada Tuhannya. Atas pengaduan itu, Allah menciptakan umat yang beraneka ragam dan berlainan jenis, yang diberi nama Jin.

Mereka memiliki jiwa dan aktivitas. Lalu mereka bertebaran seperti debu halus karena jumlah mereka yang sangat banyak. Tanah datar, pegunungan, dan berbagai pelosok dunia telah dipenuhi oleh mereka. Mereka menempati permukaan bumi dalam jangka waktu yang dikehendaki oleh Allah. Di antara mereka ada yang putih, hitam, merah, kuning, bercak-bercak, totol-totol, tuli, buta, menawan, jelek, kuat, lemah, perempuan, dan laki-laki. Satu sama lain kawin dan melahirkan keturunan. Mereka disebut Jin karena mereka samar, tidak kelihatan.

Setelah mereka menyesaki bumi dan dunia kian menyempit karena mereka terus bertambah, bertambah pula bencana karena mereka, maka Allah mengirimkan angin topan kepada mereka. Angin tersebut membinasakan mereka. Hanya sedikit dari mereka yang tersisa. Mereka adalah yang pertama kali membuat rumah, membelah batu, memburu burung, dan binatang liar.

Semua itu terus-menerus mereka lakukan dalam waktu yang lama. Kemudian satu sama lain di antara mereka saling berlaku aniaya; akibatnya, mereka saling berperang. Akan tetapi, perangnya bukan menggunakan senjata. Sebagian di antara mereka melenyapkan sebagian yang lain dengan memblokade rumah-rumah sehingga mereka yang terkepung binasa karena lapar dan haus.

Setelah tindakan perusakan yang dilakukan mereka kian memuncak, maka Allah mengirimkan umat yang berasal dari laut kepada mereka yang jasad-jasadnya lebih besar daripada mereka dan bentuknya lebih menakjubkan, yang disebut dengan Bin. Umat tersebut menyerbu mereka sehingga kaum Jin binasa, tidak satu pun yang tersisa.

Jin tinggal di bumi kurang lebih 500 tahun. Setelah itu, bumi dikuasai oleh Bin. Mereka menikah satu sama lain, melahirkan keturunan dan berkembang biak semakin banyak sehingga bumi kian penuh. Sebagian di antara mereka suka membenam ke bumi lapis ketujuh (menyusul: Penduduk Bumi Lapis Tujuh) dan menetap di sana untuk beberapa hari. Bagi mereka tidak ada tempat yang terhalang. Mereka adalah yang pertama kali menggali sumur, membuat sungai, dan mengalirkan air dari sumber-sumbernya dan dari laut. Mereka adalah yang pertama kali membuat mesin/roda, membangun jembatan di atas air, menangkapi ikan di lautan, dan memburu binatang-binatang liar di wilayah yang tidak berpenduduk.

Oleh karena itu, semua binatang, baik di daratan maupun di lautan, mengadukan urusan tersebut kepada Allah. Dan kerusakan yang disebabkan oleh mereka kian bertambah. Maka, Allah menciptakan Jan.”

Ibnu Abbas (ra) mengatakan:

“Allah menciptakan Jan dari nyala api…” Beliau juga mengatakan bahwa Jan adalah golongan Jin laki-laki. Mereka memiliki jenis yang beraneka ragam. Di antara mereka ada yang disebut dengan Nahabir; ada juga yang disebut Nahamir. Umat ini layaknya seperti manusia, suka makan, minum, dan berketurunan. Di antara mereka ada yang Mu’min dan ada juga yang Kafir. Dan nenek moyang mereka adalah Iblis yang dikutuk oleh Allah.

Diriwayatkan bahwa Allah menjadikan malaikat sebagai penghuni langit dan menjadikan Jan sebagai penghuni bumi. Setelah binatang liar dan burung mengadukan perbuatan Jin dan Bin, Allah menciptakan Jan, sebagaimana telah diceritakan. Setelah Allah menciptakan Jan, maka Dia menempatkan mereka di bumi. Setelah tinggal di bumi, mereka berperang dengan Bin. Jan terlalu kuat bagi Bin hingga mereka mampu menghancurkan Bin sampai tidak ada satu pun yang tersisa. Tinggallah Jan di bumi. Mereka menikah satu sama lain dan melahirkan keturunan sampai bumi ini penuh.

Selanjutnya, di antara mereka timbul kedengkian dan aniaya. Di antara mereka banyak terjadi pertumpahan darah. Sebagian dari mereka mengganggu sebagian lainnya. Atas kejadian ini, bumi mengadu kepada Tuhannya. Maka, ketika itu, kepada mereka Allah mengutus bala tentara malaikat. Dalam rombongan tersebut ada Iblis yang dahulunya bernama ‘Azazil. Dahulunya dia merupakan ketua malaikat. Dia bersama rombongannya mengusir Jan dari bumi. Akibatnya mereka mengungsi ke gunung-gunung dan tinggal di sana dan Iblis merampas bumi dari mereka.

Pada awalnya, si Iblis ini menyembah kepada Allah, baik di bumi maupun di langit. Akan tetapi, kemudian dia ujub dengan dirinya dan dia terasuki ketakaburan (merasa besar). Dalam keadaan demikian, Allah melihat apa yang ada di dalam hatinya, maka Zat Yang Maha Agung berfirman:

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah: 30).

Kalimat "man yufsidu fiiha" pada penggalan kalimat di atas lebih tepat jika bukan diartikan sebagai "orang" tetapi akan lebih tepat jika dimaknai sebagai "makhluk".

Sehingga dari penggalan kisah yang diceritakan Ibnu Abbas (ra) tadi, terungkap sudah pernyataan para malaikat: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu (makhluk) yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah…”, maksudnya seperti makhluk-makhluk yang diceritakan terdahulu, yaitu Jin dan Bin. Sebab, mereka telah melakukan kerusakan di muka bumi dan menumpahkan darah.

Lalu siapakah sosok "manusia purba" yang fosil-fosilnya ditemukan dan diketahui berumur ratusan juta tahun lalu? (Sumber: Syaikh Muhammad bin Ahmad bin Iyas, “Kisah Penciptaan dan Tokoh-tokoh Sepanjang Zaman” (diterjemahkan oleh Abdul Halim), Bandung: Pustaka Hidayah, Cet. I, Oktober 2002, hal. 13-72)

Catatan:
Manusia tidak diciptakan di bumi, tapi manusia dijadikan khalifah di bumi. Sebagai pengganti tentunya ada yang diganti, alias Adam bukan makhluk pertama di bumi, dan Allah tidak mengatakan untuk mengganti manusia sebelumnya, tapi pengganti makhluk di bumi, yaitu abu Jan dan banul Jan, mereka itu adalah penghuni bumi sebelum manusia.

Bentuk basyariahnya tak jauh berbeda dengan manusia, maka anda bisa buktikan bahwa makhluk selain manusia, punya badan yang sama seperti manusia, yaitu banul Jan, anak turun Jin, juga banul Ban anak turun dedemit, maka ketika bumi rusak oleh mereka, mereka diusir bahkan dibasmi oleh malaikat, hingga mereka berlari terbirit-birit dan mencari tempat yang jauh dari anak Adam.

Kalau Dari Segi Archeology :

Berdasarkan fosil-fosil yang ditemukan, memang ada makhluk lain sebelum manusia. Mereka seperti manusia, tetapi mempunyai karakteristik yang lebih primitif. Otak mereka lebih kecil. Oleh karena itu, kemampuan mereka berbicara sangat terbatas karena tidak banyak suara vowel yang mampu mereka bunyikan. Kelompok ini dinamakan Neanderthal.

Kemudian datanglah manusia Adam yang diklasifikasikan sebagai Homo Sapiens. Menurut Wikipedia, Homo Sapiens mulai ada sekitar 200 ribu tahun lalu. Sedangkan Neanderthal ada sehingga 130 ribu tahun dulu, kemudian ia lenyap. Ada juga teori yang mengatakan Neonderthal lenyap sebelum Homo Sapiens muncul. Tapi yang pasti, Homo Sapiens bukanlah evolusi dari Neanderthal. Neanderthal hanyalah makhluk seakan manusia yang telah ada sebelum kita (manusia Homo Sapiens) ada.

Mungkin tidak ada fakta konkrit dalam membicarakan isu ini. Kebanyakan teori berdasarkan sumber fosil. Namun yang paling penting mungkin sebagai orang Muslim kita percaya ada makhluk sebelum Adam yang saling membunuh. Ada yang mengatakan mereka adalah dari kaum Jin. Ada juga yang mengatakan bahwa ada 3 umat yang utama sebelum Adam. Dua di antaranya dari kaum Jin. Sedangkan kaum yang ketiga adalah dari golongan yang berbeda dari Jin, karena mereka ini berdarah dan berdaging. Golongan ketiga ini adalah mereka yang dimaksudkan sebagai “man yufsidu fiihaa wa yasfikud dimaa’: golongan yang membuat kerusakan dan menumpahkan darah” seperti yang diulas oleh Malaikat di dalam QS. Al-Baqarah: 30. Ini pendapat yang dilontarkan oleh Al-Maqdisi.

MASA LAMPAU

DAHULU kala, ketika jaman Bani Adam belum ada, sedangkan bumi yang baru dihuni oleh Penghuni Pertama yang diciptakan dari cahaya-Nya. Tuhan telah membuat makhluk baru yang berada di sisi-Nya, yang bernama Abu Jan atau bapak seluruh jin. Abu Jan adalah awal mula dari Banul Jan atau anak Jin baik yang lalu hingga sampai akhir zaman. Banul Jan adalah Penghuni Kedua sebelum Bangsa Manusia lahir ke bumi. Iblis ketika itu belum lahir ke bumi, kelahiran Iblis generasi keempat dari bangsa Jin.

Tuhan bertitah kepada Abu Jan ini:

“Dengan apa kamu meminta kepadaku, wahai Abu Jan.”

“Dengan kasih sayang Engkau terhadap hamba ya Tuhan, maka diri Hamba pun akan berkasih sayang dengan keturunan hamba,” Kata Abu Jan.

“Apa yang kamu minta dari-Ku, wahai Abu Jan. Apakah kamu tahu bahwasanya kamu baru saja Aku ciptakan dari sejenis api. Tubuhmu dari inti api dan ruhmu dari cahaya karena setiap roh yang bernyawa aku ciptakan dari cahaya dari sisi-Ku.”

”Terima kasih oh Tuhanku yang selalu hamba Agungkan. Hamba meminta tubuh hamba tidak bisa dilihat oleh seluruh makhluk, kecuali yang Engkau kehendaki saja yang bisa melihat hamba dan keturunan hamba,” Kata Abu Jan.

“Akan kukabulkan permintaanmu, selain itu apa lagi wahai Abu Jan?”

“Apakah hamba akan hidup di surga yang hamba tempati saat ini wahai Tuhanku.”

“Kamu bisa menempati surga ini, begitu juga untuk dirimu saja bisa terbang sesuka hatimu dan tinggal sesuka hatimu sampai aku perintahkan dirimu turun ke bumi. Dan ketika itu keturunanmu tidak akan sanggup mendatangi tempat ‘Surga Pengangkatan Makhluk’ hanya dirimu saat ini yang kuat. Setelah kamu menyentuh tanah di bumi, maka kamu menjadi makhluk bumi dan kamupun akan membuat keturunan dan mati di bumi. Namun, hanya kamu seorang yang bisa terbang di langit dunia ketika tinggal di bumi.” 

Langit dunia adalah Tata Surya seluruh pelosok jagad raya ini. Singgasana Tuhan berada di luar Tata Surya yang berada di tempat kosong, tidak ada benda apapun. Itulah disebut sebagai Arsy-Nya Tuhan, karena tempatnya sangat tinggi tidak ada makhluk yang bisa ke sana kecuali yang dikehendaki oleh Tuhan sendiri. Karena Tuhan Maha Berkehendak, bahkan Iblispun tidak akan sanggup.

“Bolehkah hamba meminta sesuatu ya Tuhanku.”

“Apa itu permintaanmu wahai Abu Jan?”

“Jika hamba Engkau angkat sebagai pemimpin seluruh makhluk di bumi pada masa hamba, maka hamba meminta salah satu keturunan hamba nantinya yang bernama Iblis agar Tuhan berkenan dia tinggal di ‘Surga Pengangkatan Makhluk’. Wahai Tuhanku, jadikanlah dirinya menggantikan hamba dan berikanlah kecerdasannya seperti yang hamba punya saat ini.” 

“Baiklah jika nanti Iblis lahir di bumi, maka akan Aku angkat dia di sisi-Ku dan akan aku beri hikmah dari ilmu-Ku sehingga diapun pandai. Kekuatannya seperti Penghuni Pertama dan kecerdasannya melebihi makhluk-Ku yang nanti Aku ciptakan.”

Maka Abu Jan turun dengan kekasihnya, menghasilkan keturunan yang sangat banyak. Sambil beribadah kepada Tuhan, beliau juga menjadi guru bagi anak keturunannya sampai beliau wafat. Setelah keturunan bertambah banyak, generasi inilah yaitu generasi Banul Jan yang kuat-kuat dan cerdas-cerdas. Ilmunya sangat hebat, karena zaman dari Abu Jan sampai Banul Jan yang kuat belum ada pembinasaan dari Tuhan. Jadi ilmu mereka bertambah terus sesuai bertambahnya umur mereka. Ketika generasinya Iblis lahir di bumi, para Banul Jan berkoloni menjadi beberapa bagian. Maka terciptalah delapan kerajaan di bumi dan satu kerajaan di surga, total kerajaan itu adalah delapan kerajaan yang sangat besar dan megah di bumi. Sedangkan Iblis belum mempunyai kerajaan, walaupun dia disebut seorang raja karena dia mendiami ‘Surga Pengangkatan Makhluk’.

Zaman dahulu kala ketika jaman pertengahan Banul Jan, bumi masih kering dan tandus. Zaman ini sendiri ketika bumi belum terbentuk seperti sekarang, seperti air laut yang melimpah dan oksigen yang banyak. Air tawarpun masih sedikit, namun air di laut melimpah tapi tidak semelimpah seperti sekarang yang sangat-sangat melimpah. Bahkan saat ini lautnya lebih luas dibandingkan dengan tanahnya sendiri.

Dahulu oksigen sangat tipis karena Banul Jan adalah makhluk yang menghirup oksigen sangat sedikit. Walau bagaimanapun jika api ingin menyala tetap saja membutuhkan udara walaupun itu sangat sedikit sekalipun. Begitulah kehidupan Banul Jan yang membutuhkan sedikit oksigen untuk bernafas. Berbeda dengan manusia yang boros sekali dengan udara dan air.

Setelah kerajaan terbentuk menjadi delapan kerajaan, yaitu kerajaan kakak-kakaknya Iblis. Karena Iblis sendiri diangkat ke surga seperti permintaan Bapaknya iblis. Kerajaan ini dibagi menjadi delapan wilayah di muka bumi yaitu kerajaan bagian selatan, kerajaan bagian utara, kerajaan bagian timur, kerajaan bagian barat, kerajaan bagian bawah atau dasar bumi karena mereka bisa menembus ke tanah bahkan bermandikan dengan magmapun tidak apa-apa karena tubuhnya lebih panas dibandingkan dengan magma bumi. Kerajaan bagian atas atau langit bumi yaitu yang tinggal di sekitar atmosfer bagian atas bumi. Kerajaan bagian darat atau di atas tanah dan kerajaan di air seperti di laut, danau dan aliran sungai. Dan yang kesembilan kerajaan Iblis yaitu berada di sisi Tuhan tepatnya ‘Surga Pengangkatan Makhluk’, Kerajaan Iblis di luar alam semesta dunia.

Namun sungguh ironi, kerajaan Banul Jan di muka bumi sungguh disayangkan. Mereka sangat suka perang dan saling membantai dengan yang lainnya. Tidak hanya itu, mereka juga suka membantai makhluk lain di bumi. Kerajaan satu dengan kerajaan yang lainnya saling menyerang, mereka berkeinginan menguasai kerajaan yang lain. Beribu-ribu tahun kerajaan ini melakukan peperangan dan penindasan dengan kerajaan lain. Ketika terjadi peperangan dari delapan kerajaan ini, Iblis yang keturunannya paling dimuliakan dari mereka lahir ke dunia dan seketika itu juga Iblis diangkat ke surga-Nya Tuhan. Iblis hidup di surga dengan para Penghuni Pertama, karena Penghuni Pertama telah diciptakan dari cahaya. Penghuni Pertama juga menempati dari bumi sampai langit paling atas. Kehidupan mereka mengabdi kepada Tuhannya, salah satunya adalah mengangkat Arsy-Nya agar menggantung. Inilah yang akan ditiru oleh Iblis dengan istana yang menggantung di atas permukaan bumi yang salah satunya berada di Segitiga Bermuda.

Iblis sangat cerdas dan pandai, dia mempunyai kehebatan yang luar biasa tiada tandingannya tentunya selain Tuhan sendiri. Bahkan Penghuni Pertama pun merasa takjub dengan kehebatan yang dimiliki Iblis. Suatu ketika mereka, dua golongan yaitu Iblis dengan Golongan Pertama mengadakan paling lama ibadahnya kepada Tuhan. Misalnya Jika Golongan Pertama kuat puasa satu hari tanpa makan, maka Iblis kuat dalam tujuh hari tanpa makan. Bayangkan ibadah Iblis kepada Tuhannya sungguh alim luar biasa. Karena alimnya dia, maka ilmu-ilmu kegaiban maupun ilmu materi di kuasai Iblis sangat cepat.

Iblis bersumpah di dalam darahnya dan jiwanya, bahwasanya dia akan bersumpah menjadi penghulu bagi seluruh makhluk di alam semesta ini. Dia terus berusaha mencari ilmu-ilmu baru dan mencoba ilmu itu sampai mana keberhasilan dalam mencapai ilmu tersebut. Ilmu Iblis yang paling disukai dari sekian ilmunya adalah ilmu untuk mengetahui masa depan dari alam semesta ini. Bahkan diapun tahu dengan ilmu ini jika nantinya bakalan ada penghulu baru menggantikan bangsanya. Diam-diam dia mempelajari dan mengumpulkan informasi siapa dia sebenarnya dan kehebatan apa yang dimilikinya maupun kelemahan dia itu apa saja. Memang Iblis adalah makhluk yang pandai bahkan dia bisa memprediksi apa yang akan terjadi di bumi bagi kerajaan kakak-kakaknya di bawah sana.

Kerajaan-kerajaan Banul Jan kebanyakan hancur bahkan akan menjadi neraka bagi bangsa Jin yang tidak tahu apa-apa. Mereka adalah bangsa yang bergolong lemah dan menjadi budak dari bangsa Jin yang lebih kuat. Kehancuran mereka adalah peperangan dan penindasan yang tidak akan pernah berakhir. Kezaliman mereka di luar batas, bahkan mereka tidak mengakui jika ada Tuhan yang menciptakan mereka. Sungguh durhaka mereka kepada Tuhannya yang telah mengasihi mereka selama ini yaitu tidak adanya kebinasaan bagi mereka. Tuhan telah marah, bumi bergoyang hebat disebabkan akan hancurnya bumi itu oleh siksaan para Banul Jan yang telah mengotori bumi dari kedurhakaan. Maka Tuhan mengutus Penghuni Pertama untuk menghukum mereka dan membantai mereka.

Delapan kerajaan ini telah diserang dan diporak-porandakan oleh Penghuni Pertama. Seluruh pengikut Delapan Kerajaan ini melarikan diri bahkan ada yang melawan Penghuni Pertama. Namun, bukan tandingannya untuk melawan Penghuni Pertama, mereka telah dikalahkan. Banyak yang mati di antara mereka. Tubuh mereka yang mati dibuang ke tengah laut bahkan ada yang dibuang ke pulau-pulau kecil. Sedangkan Banul Jan yang pintar yang telah melarikan diri bersembunyi di pulau-pulau yang kecil beriklim tropis. Seperti untuk saat ini bersembunyi di wilayah Indonesia karena negaranya berpulau. Untunglah yang bersembunyi ini selamat walaupun tidak mempunyai kerajaan lagi, karena kerajaan mereka hancur luluh. Sedangkan Bangsa Jin yang lemah, mereka di beri kebebasan untuk hidup. Mereka hidup damai dan tenang dengan terlepasnya bangsa Banul Jan yang lebih kuat dan sombong. Walaupun mereka dibantai, akan tetapi dari sebagian golongan yang masih kuat dan sombong bersembunyi dari incaran para Penghuni Pertama. Mereka selalu berpatroli mengitari bumi untuk mengetahui keberadaan para Banul Jan yang durhaka untuk melawan kepada Tuhan. Banul Jan yang pintar pandai sekali berkamuflase sesuai dengan kepandaian mereka yang mengubah bentuk apapun itu. Kebanyakan mereka berubah bentuk menyerupai hewan di masa itu dan juga menyerupai tumbuh-tumbuhan yang rimbun.

Pada waktu Banul Jan yang durhaka dihukum oleh Tuhan Semesta Alam, Iblis ketika itu melihat mereka dari singgasananya yaitu di luar alam semesta. Dia melihat bangsanya yang telah dibantai. Iblis tampak sedih karena walau bagaimanapun, mereka yang menguasai Delapan Kerajaan adalah kakak-kakak Iblis yang sangat pintar dan kuat. Maka sejak saat itu, Iblis bersumpah jika nanti ada bangsa lain yang lebih rendah kemampuan dari dirinya, maka dia tidak akan mengakui sebagai Penghulunya. Karena saat ini Iblis mengakui dirinya sendiri sebagai Penghulu atau Pemimpin bagi seluruh makhluk Tuhan.

DINASTI kerajaan para Banul Jan telah hancur dan musnah. Mereka terpecahbelah menjadi beberapa golongan dan tidak mempunyai pemimpin yang kuat. Mereka menjadi kelompok kerajaan yang kecil-kecil, wilayahnya pun menjadi sempit seperti kelompok suku. Banul Jan yang pintar dan pandai telah musnah, karena kepintaran dan kepandaian bagi mereka ditentukan dengan umur. Barang siapa yang umurnya paling panjang maka dialah yang paling kuat. Karena bagi mereka, setiap detiknya mengasah kemampuan menjadi yang terkuat.

Selama ribuan tahun itu, para Banul Jan yang terkuat telah musnah. Mereka telah tergantikan dengan Bangsa Jin yang lebih kecil kemampuannya dan juga kemampuan kegaibannya tidak seberapa. Mereka adalah generasi yang lemah, karena mereka masih muda dan umurnya tidak panjang lagi sepanjang umurnya Banul Jan yang lama. Jika para penghuni Delapan Kerajaan dahulu umurnya beribu-ribu tahun. Sekarang hanya ribuan tahun, kebanyakan seribu tahun itupun dianggap remaja. Sedangkan umur empat ratus tahun dianggap untuk ukuran manusia sekitar sepuluh sampai empat belas tahun, betapa masih kecilnya mereka.

Untuk menjadi yang terkuat pun susah, karena mereka adalah generasi baru tidak seperti generasi lama. Namun generasi lama yang bisa menyelamatkan diri dari kebinasaan telah bersembunyi untuk menyelamatkan diri. Sehingga mereka bisa hidup dan selamat, umurnya juga sangat panjang dibandingkan dengan generasi baru dari keturunan Bangsa Jin sekarang. Banul Jan yang selamat ini masa lalunya tidak mempunyai kekuasaan, sekarang mereka bisa bernafas lega karena mereka membawahi jin-jin yang baru lahir dan masih bodoh.

Bangsa Jin sekarang tidak seperti mereka yang ilmunya sangat banyak terutama ilmu kegaiban. Namun tidak ada yang seperti Iblis, apalagi menandingi kekuatannya pada zaman kemusnahan saudaranya. Karena dia adalah satu-satunya penguasa kerajaan yang masih utuh. Apalagi dia menguasai kerajaan di surga bersama dengan Penghuni Pertama. Iblis saat ini adalah golongan Banul Jan yang paling kuat dari penguasa jin setelah kehancuran delapan kerajaan yang berada di muka bumi. Delapan pemimpin kerajaan beserta para menteri dan penduduknya musnah, sebagian kecil saja yang selamat itupun dianggap lemah pada zamannya.

Iblis mengetahui kejadian ini karena dia pandai meramal dan berhitung apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, walaupun dia bisa berhitung untuk masa depan nantinya seperti apa. Ramalan Iblis itu jauh dari kesempurnaan karena sifatnya bisa benar dan bisa juga salah, namun ramalan Iblis hebat karena dialah Raja dari segala Raja Jin. Ketika dia sedang meramal untuk masa depan itu, dia masih berada di singgasananya dekat dengan Tuhan dan Penghuni Pertama. Setelah puas dengan ramalan-ramalan yang dia punyai dan yang dia ketahui nantinya seperti apa, maka Iblis turun ke bumi untuk melihat Delapan Kerajaan Banul Jan di bumi yang telah hancur.

Dia telah menemukan kesenangan dan kebahagiaan yang luar biasa berada di bumi. Mulai saat itu yang dinantikannya yaitu ketika kakinya menginjakkan ke bumi, maka Iblis telah meninggalkan tahta kerajaan dan menanggalkan Mahkota Raja di Surga Pengangkatan Makhluk-Nya. Dia merasa bangga di muka bumi karena ada makhluk yang sama dengan dia yang nantinya dapat dijadikan pasukan serta anak buah dari golongannya. Diam-diam tanpa sepengetahuan Tuhan dan Penghuni Pertama, Iblis membuat kerajaan baru di muka bumi. Kerajaan Iblis menggantung di atas air, kerajaaannya sangat besar dan sangat luar biasa megahnya. Walaupun begitu Tuhan tahu juga karena Tuhan Maha Tahu.

Karena kebesaran dan kekuatan kharisma yang dimiliki Iblis, maka seluruh Jin di muka bumi baik itu Jin masa lampau yang umurnya sangat tua dan mempunyai kehebatan yang tidak patut lagi dipertanyakan. Sampai Jin yang muda-muda yang lemah dan pengalaman hidupnya masih sedikit walaupun itu umurnya ratusan tahun. Seluruh bangsa Jin tunduk dan takluk di hadapan Iblis, mereka berikrar akan selalu setia kepadanya. Mereka pun merasa terhormat jika bersama Iblis, karena Iblis kesohor sebagai keturunan Banul Jan satu-satunya yang berada di luar alam semesta. Seluruh bangsa Jin merasa bangga dan gembira jika mengangkat Iblis sebagai raja baru mereka. Dialah junjungan yang bisa menyatukan seluruh Jin menjadi kerajaan Jin yang baru di muka bumi.

Karena kerajaan di surga kosong, maka Tuhan Semesta Alam menciptakan makhluk baru lagi untuk menggantikan Iblis sebagai Raja Baru. Makhluk baru ini juga menggantikan kepemimpinan bangsa Jin di muka bumi yang nantinya akan membawahi seluruh makhluk bumi. Karena Iblis tidak terima dengan keputusan Tuhan, maka Iblis beserta para pengikutnya yang setia mendapatkan kutukan dari Tuhan Semesta Alam. Seketika itu bangsa Jin terpecah menjadi dua golongan yaitu golongan yang pertama menjadi pengikut Iblis yang mempunyai kekuasaan dan kekuatan maupun kerajaan yang sangat besar. Sedangkan golongan yang kedua melepaskan diri dari pengaruh Iblis, mereka menjadi golongan Jin yang lemah yang telah mempunyai kerajaan yang kecil-kecil dan bersuku-suku. Mereka sering dijajah dengan pengikut Iblis yang lebih kuat. Peperangan di antara dua golongan saling berkecamuk karena berbeda keyakinan dan idiologi dari bangsa Jin sampai akhir zaman.

PENDAPAT LAIN (Lemah):

AL-BASYAR ADALAH MANUSIA SEBELUM ADAM?

Ada sebuah thread yang berjudul Teori evolusi manusia vs doktrin agama. Ketika saya buka, di dalamnya ternyata adalah sebuah diskusi hangat dengan dialog-dialog cerdas yang terjadi di antara para anggota forum. Terutama dialog antara sang penulis thread, arihaz99 dan bang duto. Sayangnya diskusi ini tidak menghasilkan titik temu dan ditutup tanpa penyelesaian.

Sebagian orang mungkin menganggap arihaz99 telah lancang membandingkan doktrin agama dengan teori ilmiah. Apakah Arihaz99 salah?

Allah menciptakan manusia dengan akal pikiran yang lebih baik dibandingkan makhluk lain. Untuk apa? Supaya manusia lebih mengandalkan akalnya daripada kekuatannya. Tidak seperti hewan yang lebih mengandalkan kekuatan. Allah menginginkan manusia untuk lebih banyak berfikir untuk kebaikan peradaban manusia itu sendiri. Islam dan Al-Qur’an memang tidak perlu lagi dipertanyakan kebenarannya. Tetapi tetap perlu dikaji, dipelajari dan dipahami!

Al-Qur’an itu adalah buku petunjuk bagi umat manusia agar berjalan sesuai ajaran Islam hingga selamat dunia akhirat. Ibaratnya jika anda membeli ponsel keluaran terbaru, anda juga akan mendapatkan buku petunjuk penggunaannya. Pemakaian ponsel harus sesuai dengan buku petunjuk tersebut agar tidak cepat rusak. Tetapi kadangkala salah satu fitur yang ada pada ponsel tersebut tidak berjalan sesuai yang kita inginkan, padahal kita merasa sudah menjalankan semua langkah sesuai buku petunjuknya. Apakah itu berarti buku petunjuknya salah?

Kita tidak akan menyalahkan buku petunjuk tersebut. Yang kita lakukan adalah menyalahkan diri sendiri karena mungkin kurang memahami petunjuk-petunjuk yang ada. Selanjutnya kita akan menghubungi orang lain yang lebih mengerti tentang penggunaan ponsel tersebut, apakah itu vendor ponsel baru anda atau teman-teman anda.

Itulah yang terjadi pada Arihaz99. Dia merasakan adanya kejanggalan tetapi dia tidak menyalahkan agama. Kalau dia menyalahkan agama, forum yang dia buka tidak akan berbentuk diskusi. Dia menginginkan pencerahan. Sesuatu yang dapat menghilangkan perasaan janggal dari pikirannya.

Manusia purba memang pernah hidup ratusan juta tahun yang lalu. Tetapi manusia purba ini bukanlah Nabi Adam, karena Nabi Adam diturunkan ke bumi tidak sampai 8000 tahun yang lalu (sekitar tahun 5872 SM). Manusia purba ini memang disebut Al-Basyar sementara Nabi Adam dan keturunannya disebut Al-Insan atau Bani Adam.

Al-Basyar ini awalnya diciptakan oleh Allah sama dengan makhluk lainnya. Yaitu hanya dengan mengucap: “Qun Fayaquun”, atau “Jadilah….”. Tidak seperti Nabi Adam yang dibentuk satu demi satu dengan ‘Tangan’-Nya, lalu ditiupkan Ruh-Nya hingga Adam pun hidup.

Seperti halnya hewan, Al-Basyar tidak memiliki ruh. Jadi jika dia mati, tidak ada ruh yang tertinggal untuk diadili di akhirat. Tetapi Al-Basyar memang memiliki otak yang sekelas Al-Insan. Hanya saja Allah tidak membekali Al-Basyar dengan ilmu pengetahuan seperti halnya Nabi Adam. Al-Basyar mencari tahu sendiri bagaimana caranya membuat api, membuat senjata, membuat tempat perlindungan, berburu dan menyembah azimat. Tetapi pada akhirnya adalah, mereka hidup dari perang yang satu ke perang yang lainnya. Mereka tidak mengerti cara berdiplomasi, karena memang tidak ada buku panduan yang mengajarkan mereka cara berdiplomasi. Sehingga akhirnya Allah mentakdirkan mereka untuk punah puluhan ribu tahun sebelum diciptakannya Nabi Adam (saya tidak tahu bagaimana mereka punah, apakah karena perang, zaman es atau ditelan T-Rex).

Lalu seperti kita tahu, Allah mengatakan niat-Nya untuk menciptakan manusia Al-Insan sebagai khalifah di bumi. Para malaikat mempertanyakan niat tersebut, mengingat keberadaan Al-Basyar di dunia hanyalah menumpahkan darah. Tetapi Allah sudah mempersiapkan segalanya. Nabi Adam dan Siti Hawa turun ke bumi berbekal ilmu pengetahuan dan berbagai aturan dari Allah. Adam menurunkan ilmu berkebun kepada Qabil dan ilmu beternak kepada Habil. Adam mengajarkan anak-anaknya untuk bersyukur kepada Allah dengan membagi hasil jerih payah mereka kepada makhluk lain. Dan Adam menikahkan anak-anaknya sesuai perintah Allah. Bagaimana cara Allah membekali Nabi Adam dengan ilmu pengetahuan, bisa anda baca pada Surat Al-Baqarah ayat 30 – 33. Tapi kalau tidak mau repot mencari, anda bisa membaca ayat-ayat tersebut di postingan saya yang lain, yang berjudul ‘Apakah Alien itu ada?‘. Saya harap tulisan ini bisa menjawab pertanyaan Arihaz99 pada thread tersebut di atas.

Untuk anda yang ingin tahu lebih banyak tentang Al-Basyar, ada baiknya anda membaca buku Dr. Abdul Shabur Syahin yang berjudul: Adam bukan manusia Pertama?

Selasa, 23 April 2013

Keajaiban Dunia, Mekah sebagai Pusat Daratan di dunia

Kumpulan Cerita Islam (KCI) : Keajaiban Dunia, Mekah sebagai Pusat Daratan di dunia

Temuan ilmiah yang menghebohkan para ilmuwan dan dipublikasikan pada bulan januari 1977 menyebutkan,”Kota Mekah al Mukaramah adalah pusat daratan di dunia.” Fakta ini ditemukan setelah melalui riset panjang dan mengacu pada sejumlah table matematis yang sangat rumit dengan bantuan teknologi computer.


Ilmuwan mesir, Dr Husein Kamaludin, penemu fakta ini menuturkan kisah penemuannya yang cukup mencengangkan ini; penelitian ini dimulai dengan tujuan yang sangat berbeda dengan hasil yang diperoleh. Pada awalnya penelitian dilakukan untuk mendapatkan suatu alat yang dapat membantu siapapun dan di tempat manapun dari penjuru dunia ini untuk mengetahui dan menentukan posisi kiblat. Sebab, selama perjalanannya ke Negara luar, ia merasa bahwa penentuan arah kiblat selalu menjadi masalah yang dihadapi seluruh umat muslim ketika berada di suatu tempat yang tidak ada masjidnya atau tempat shalat yang memiliki tanda jelas arah kiblat. Masalah ini juga sering dihadapi oleh seseorang yang berada di luar negeri (yang bukan negeri islam), misalnya para pelajar dan mahasiswa yang dikirim ke luar negeri.

Karena itu, Dr Husain Kamaludin berfikir untuk membuat peta dunia baru yang dilengkapi petunjuk posisi arah kiblat. Setelah membuat rancangan awal riset pendahuluan yang diarahkan untuk membuat peta baru ini dan menggambar lima benua pada peta itu, tiba tiba temuan yang mengundang decak kagum itu muncul.

Ilmuwan Mesir ini menemukan bahwa posisi kota Mekah berada tepat di tengah tengah dunia.

Ia lalu memegang sebuah jangka dan meletakkan salah satu ujungnya di gambar kota Mekah lantas menjalankan ujung lainnya pada ujung setiap benua. Ternyata daratan yang ada di permukaan bola bumi terbagi secara sistematis di sekitar kota Mekah. Dari sini, ia menemukan bahwa kota Mekah adalah pusat daratan.

Selanjutnya ia ambil peta kuno sebelum ditemukannya benua Amerika dan Australia. Setelah melakukan uji coba berkali kali, ia pun menemukan bahwa Mekah tetap menjadi titik sentral daratan, hingga ketika dibandingkan dengan kondisi peta dunia masa permulaan Islam.

Dr Husain Kamaludin menambahkan, “Saya mulai penelitian ini dengan menggambar peta yang memperhitungkan jarak semua tempat di muka bumi dengan kota Mekah. Saya kemudian mengukur garis garis bujur yang sama untuk mengetahui posisi garis lintang dan garis bujur jika diukur dari kota Mekah. Setelah itu, saya gambar batas batas benua dan hak hak detail lainnya pada jaringan garis garis ini. Hal ini membutuhkan pemprosesan matematis yang sangat pelik, dengan bantuan teknologi computer guna menentukan jarak dan deviasi yang diperlukan. Penelitian ini juga membutuhkan software penggambar garis lintang dan garis bujur untuk proyeksi baru ini.

Secara kebetulan saya menemukan bahwa saya dapat menggambar lingkaran yang berpusat di kota Mekah dan batas batasnya di luar ke ke-enam benua. Dan garis pinggir lingkaran ini mengitari batas batas luar benua benua tersebut.

Dengan demikian, Mekah adalah jantung bumi. Dan hal ini sebelumnya sudah diindikasikan oleh sains modern melalui temuan para ilmuwan, yang menyebutkan kota Mekah merupakan pusat radiasi gravitasi magnetic. Fenomena unik juga akan dirasakan oleh semua orang yang mengunjungi kota Mekah untuk tujuan haji atau umrah, dengan hati yang tulus dan bertaubat kepada Allah. Ia merasa seolah olah tertarik dengan semua yang ada di Mekah, dari tanah, pegunungan, hingga semua yang ada di sana, seolah olah ia merasa melebur bersama kota Mekah dengan segenap jiwa dan raganya. Dan ini adalah perasaan yang terus berlangsung sejak awal keberadaan bumi.

Sebagaimana halnya planet planet yang lain, bumi pun melakukan barter daya tarik dengan planet planet dan bintang bintang lainnya. Daya tarik ini bersumber dari dalam bumi yang bermuara pada satu titik sentral bumi yang juga menjadi sumber sinar radiasi.

Titik temu plutonik inilah yang ditemukan oleh seorang ilmuwan Amerika dalam bidang topography setelah memastikan keberadaan dan letak geografisnya. Dalam hal ini ia tentu saja tidak didorong oleh keyakinan agama. Siang malam, dengan semangat tinggi ia bekerja di laboratoriumnya sambil menghadapi peta peta bumi dan perlengkapan lain. Dan tanpa sengaja ia menemukan bahwa pusat pertemuan radiasi kosmos berada di kota Mekah.

Mengacu pada fakta fakta ilmiah di atas, kita pun bisa mengenali hikmah ilahiyah di balik pemilihan kota Mekah sebagai tempat berdirinya Baitullah, sekaligus sebagai tunas penyebaran risalah Islam di seluruh penjuru dunia. Dan ini membuktikan adanya kemukjizatan ilmiah yang terkandung dalam hadist Nabawi yang menampilkan keutamaan status kota Mekah dibandingkan tempat tempat yang lain di permukaan bumi. Wallahu alam.

Allah SWT Berfirman,” dan agar kamu memberikan peringatan kepada penduduk Ummul Qura (Mekkah) dan orang orang yang di luar lingkungannya.” (QS Al An’am 92)

Nabi SAW berdiri di bukit Hazwarah (di Mekkah) lalu berkata pada kota Mekkah ,” Aku tahu bahwa engkau adalah sebaik baik bumi Allah dan yang paling dicintai Allah, seandainya keluargamu tidak mengeluarkan darimu, niscaya aku tidak keluar.’ (Musnad Ahmad)



Sumber : Muhammad Kamil Abd Ash Shamad, Al I jaz al Ilmi fi al Islam wa as Sunnah an Nabawiyah

Jumat, 19 April 2013

Keberkahan Air Zam zam

Kumpulan Cerita Islam (KCI) : Keberkahan Air Zam zam

Tidaklah banyak yang mengetahui bagaimana telaga zam-zam bisa mengeluarkan puluhan juta liter pada musim haji dan ia tidak pernah kering walaupun sekali.


Pernah seorang ilmuwan diperintahkan oleh raja Faisal untuk menyelidik telaga zam-zam untuk menjawab tuduhan liar dari seorang doktor dari Mesir mengenai air Zam zam ini.

Berapa Juta Liter Air Zam-Zam?
Berapa banyak air zam-zam yang di ambil setiap kali musim haji? Mari kita kira kira secara gamblang, Jemaah haji yang datang dari seluruh pelosok dunia pada setiap musim haji dewasa ini berjumlah lebih kurang dua juta orang.

Semua jemaah diberi 5 liter air zam-zam ketika pulang ke tanah airnya, jika 2 juta orang membawa pulang masing- masing 5 liter air zam-zam ke negaranya, ini saja sudah menjadi 10 juta liter.

Disamping itu sepanjang berada di Mekah dan kebanyakannya jemaah tinggal 25 hari dan setiap orang menghabiskan 1 liter sehari maka jumlahnya sudah 50 juta liter !!.

Keanehan Air Zam-Zam
Pada tahun 1971, seorang doktor dari Mesir mengatakan kepada media di Eropa bahwa air zam-zam tidak sehat untuk diminum.

Pendapatnya berdasarkan bahawa kota Mekah itu ada di bawah garis permukaan laut, Air Zamzam itu berasal dari air sisa buangan penduduk kota Mekah yang meresap, kemudian mengendap terbawa bersama-sama air hujan dan keluar dari telaga air zamzam. Masya Allah, tuduhan yang tak bernilai apapun.

Berita ini sampai ke telinga Raja Faisal yang kemudian memerintahkan Menteri Pertanian dan Sumber Air untuk menyelidiki masalah ini dan menghantar contoh air zam-zam ke Laboratorium-laboratorium di Eropa untuk diuji.

Tariq Hussain seorang ahli kimia yang bekerja di Institut Peresapan Air Laut untuk air minum di Jeddah, mendapat tugas menyelidikinya.

Pada masa memulakan tugasnya Tariq belum ada gambaran bagaimana telaga air zam-zam boleh menyimpan air yang begitu banyak seperti tidak ada hadnya.

Ketika sampai di dalam sumur, Tariq amat terkejut apabila melihat bahawa ukuran “kolam” telaga itu hanya 18 x 14 kaki saja (Kira-kira 5 x 4 meter).

Tidak terbayang bagaimana telaga sekecil ini boleh mengeluarkan jutaan galen air setiap kali musim haji, dan ini berlaku sejak ribuan tahun yang lalu semenjak zaman Nabi Ibrahim AS.

Penyelidikan menunjukkan bahwa mata air zam-zam boleh mengeluarkan air sebanyak 11-18 liter air per detik, dengan demikian setiap menit 660 liter air akan dihasilkan, itulah yang mengejutkan.

Tariq mula mengukur kedalaman air telaga dan meminta pembantunya masuk ke dalam air, ternyata air telaga itu hanya mencapai sedikit di atas bahu pembantunya yang tinggi tubuhnya 5 kaki 8 inci.

Lalu dia menyuruh pembantunya untuk memeriksa, apakah mungkin ada cerukan atau saluran pipa di dalamnya. Setelah memeriksa dari satu tempat ke tempat lainnya, ternyata tidak menemui apapun!.

Dia berfikir mungkin saja air telaga ini diambil dari luar melalui saluran pam berkapisitas besar, jika itu keadaannya maka dia boleh melihat turun-naiknya permukaan air secara tiba-tiba.

Tetapi dugaannya meleset, beliau tidak menemui gerakan air yang mencurigakan, juga tidak menemui ada alat yang dapat mendatangkan air dalam jumlah besar.

Seterusnya dia minta pembantunya masuk lagi ke dalam telaga, lalu menyuruh berdiri dan diam ditempatnya sambil mengamati sekelilingnya.

Perhatikan dengan cermat dan laporkan apa yang terjadi walau sekecil apapun, setelah melakukan proses ini dengan cermat, pembantunya tiba-tiba mengangkat kedua tangannya sambil berteriak:

“Alhamdulillah, Saya temuinya ! Pasir halus menari-nari di bawah telapak kakiku, dan air itu keluar dari dasar telaga”.

Lalu pembantunya diminta berputar mengelilingi telaga ketika tiba masa penghisapan air oleh pompa air untuk keluar . Dia merasakan bahwa air yang keluar dari dasar telaga sama besarnya seperti sebelum pemompaan.

Aliran air yang keluar besarnya sama di setiap titik di semua kawasan,ini menyebabkan permukaan telaga itu stabil tidak ada goncangan yang besar.

Mengandungi Zat Anti Kuman

Hasil penyelidikan contoh air zam zam di Eropa dan Arab Saudi menunjukkan bahwa air zam-zam mengandungi zat fluorida yang ada daya efektif membunuh kuman, sama seperti sudah mengandungi obat.

Lalu perbedaan air zam-zam dibandingkan dengan air telaga lain di Mekah dan sekitar Arab adalah dalam hal kuantiti kalsium dan garam magnesium.

Kandungan kedua mineral itu sedikit lebih banyak pada air zam-zam, mungkin sebab itulah air zam-zam dapat menyegarkan bagi jemaah yang keletihan.

Keistimewaan lain komposisi dan rasa kandungan garamnya sentiasa stabil sentiasa sama dari sejak terbentuknya telaga ini. “Rasanya” selalu terjaga, diakui oleh semua jemaah haji dan umrah yang selalu datang setiap tahun.

Boleh Menyembuhkan Penyakit

Nabi saw menjelaskan:
”Sesungguhnya, air zam-zam ini air yang sangat diberkahi, ia adalah makanan yang mengandungi gizi”.

Nabi saw menambahkan:“Air zamzam bermanfaat untuk apa saja yang diniatkan ketika meminumnya. Jika engkau minum dengan maksud agar sembuh dari penyakitmu, maka Allah menyembuhkannya. Jika engkau minum dengan maksud supaya merasa kenyang, maka Allah mengenyangkan engkau. Jika engkau meminumnya agar hilang rasa hausmu, maka Allah akan menghilangkan dahagamu itu. Ia adalah air tekanan tumit Jibril, minuman dari Allah untuk Ismail”. (HR Daruqutni, Ahmad, Ibnu Majah, dari Ibnu Abbas).

Rasulullah (saw) pernah mengambil air zam-zam dalam sebuah kendi dan bekas dari kulit, kemudian membawanya kembali ke Madinah dan Air zam-zam itu digunakan Rasulullah (saw) untuk memercikkan kepada orang sakit dan kemudian disuruh meminumnya.


Dalam penyelidikan ilmiah yang dilakukan di laboratorium Eropa, terbukti bahwa air zamzam memang lain dari yang lain. Kandungan airnya berbeda dengan telaga-telaga yang ada di sekitar Makah.
  • Kadar Kalsium dan garam Magnesiumnya lebih tinggi dibanding telaga lain, berkhasiat untuk menghilangkan rasa haus dan penyembuhan.
  • Air Zam-zam juga mengandungi zat fluorida yang berkhasiat memusnahkan kuman-kuman yang terdapat dalam kandungan airnya.
  • Yang juga menakjubkan adalah tidak ada sedikit pun lumut di telaga ini. Air Zam-zam sentiasa bebas dari pencemaran kuman.
  • Ajaibnya lagi, pada masa semua telaga air di sekitar Mekah dalam keadaan kering, telaga air zam-zam tetap berair. Dan air zam-zam memang tidak pernah kering sepanjang zaman.
  • Beberapa ulama fiqih mencadangkan agar jemaah haji membawa air zam-zam ketika pulang ke negaranya karena air zam-zam dapat menjadi sebagai obat untuk penyembuhan.

Ini terbukti !!! jemaah dari negara umat Islam maupun negara lain yang pernah merasakan keajaiban air zam-zam.

-Dunia Maklumat-

Sumber :http://www.eramuslim.com

Senin, 15 April 2013

Syekh Mahmud Al Ghaznawi

Kumpulan Cerita Islam (KCI) : Mahmud bin Sabaktekin (Mahmud of Ghazni), Pejuang Tauhid Sejati

Sultan Mahmud bin Sabaktekin Al Ghaznawi
Ikhwati fillah, sebenarnya ada banyak tokoh yang terlewatkan saat kita berbicara tentang Islam di anak benua India. Salah satu dari sekian tokoh tersebut adalah Sultan Mahmud bin Sabaktekin Al Ghaznawi. Beliau termasuk penakluk hebat yang pasukan berkudanya berhasil mencapai India, dan menegakkan panji-panji Islam di sana. Konon luas wilayah yang berhasil ditundukkannya setara dengan jumlah seluruh penaklukkan yang terjadi di masa Amirul Mukminin Umar bin Khatthab ra.

Sederetan gelar disematkan kepadanya oleh Khalifah Abbasiyah kala itu: “Yaminud Daulah… Aminul Millah… Naashirul Haq… Nidhamuddien… dan Kahfud Daulah”. Sungguh, belum pernah sepanjang sejarah ada panglima yang menyandang gelar kehormatan demikian banyak, akan tetapi itulah tokoh kita kali ini, Sultan Mahmud bin Sabaktekin Al Ghaznawy, yang kemudian mendapat tiga gelar tambahan setelahnya, “Muhatthimus Shanam al Akbar” (Penghancur berhala terbesar), “Qaahirul Hind” (Penakluk India) dan “As Sulthan Al Mujahid Al Adhiem” (Sultan Mujahid Agung). Semua itu adalah gelar yang dianugerahkan oleh Khalifah Al Qaadir billaah kepada beliau… lantas siapakah sesungguhnya beliau dan bagaimanakah sepak terjangnya? Marilah kita simak sekarang…

Ikhwati Fillah, sebelum ini pernah kami singgung bahwa penaklukkan wilayah India diawali oleh sebuah ekspedisi yang dipimpin oleh Muhammad ibnul Qasim Ats Tsaqafi, yang terjadi di zaman Khalifah Al Walid bin Abdil Malik. Ekspedisi tersebut berhasil melaju hingga wilayah utara India dan menaklukkan kota Daibal, bahkan akhirnya mendirikan sebuah mesjid di sana. Ibnul Qasim menempatkan 4000 orang pasukan di sana untuk menjaga wilayah tersebut, dan semenjak itu, jadilah Daibal kota Arab pertama di India.

Setelah penaklukan pertama ini, penaklukan demi penaklukan pun terjadi silih berganti di India, akan tetapi kekuatannya belum sebanding dengan penaklukan yang pertama tadi. Akibatnya, eksistensi kaum muslimin di India melemah, dan selama Dinasti Abbasiyah, mereka hanya berhasil mempertahankan wilayah yang telah dikuasainya dengan sedikit tambahan dengan menggabungkan beberapa daerah sekitarnya. Demikian seterusnya, mereka hanya menguasai daerah antara Kabul, Kashmir dan Maltan, hingga Allah menurunkan pertolongan-Nya lewat tokoh kita kali ini, yang menjadi batu loncatan pertama bagi para penakluk setelahnya.

Ayah beliau adalah Nashiruddien Sabaktekin, pendiri Daulah Al Ghaznawiyah. Ia menjabat sebagai Penguasa Ghaznah –salah satu kota di Afghanistan sekarang- pada tahun 366H/976M. Ia memiliki tekad baja, kemampuan yang langka, dan cita-cita agung; karenanya ia berhasil memperluas kekuasaannya hingga negeri-negeri tetangga.

Beliau mulai melakukan penyerangan terhadap perbatasan India dan menguasai sejumlah benteng di sana, beliau berhasil mendirikan sebuah daulah besar di barat daya Asia. Beliau kemudian wafat pada tahun 387H/997M. Selama memerintah, beliau senantiasa berlaku adil, pemurah, menepati janji dan banyak berjihad.

Setelah mangkatnya sang ayah, baiat diberikan kepada putera sulungnya yang bernama Isma’il. Sayangnya Isma’il tidak bijak dalam mengatur pemerintahan dan bermaksud mencegah Mahmud dari mendapatkan warisan ayahnya. Ketika Ismail menjadi penguasa Ghaznah, ia dipecundangi oleh pasukannya dan mereka berhasil menekannya untuk memberikan sejumlah besar harta hingga habislah harta ayahnya. Maka bangkitlah Amir Mahmud untuk menggulingkan saudaranya, dan setelah berhasil merebut Ghaznah, ia mengangkat dirinya sebagai Sultan Daulah Ghaznawiyah.

Khalifah Abbasiyah menyetujui pengangkatan Mahmud sebagai Sultan di wilayah tersebut, yang mencakup Khurasan, Sindus, India dan Thabaristan. Semenjak Mahmud menjadi Sultan, beliau menonjolkan sunnah dan menumpas kaum Syi’ah Rafidhah dan Mu’tazilah, kemudian memerintah rakyatnya laksana Umar bin Khatthab t. Beliau konon sangat memuliakan para ulama dan menjadikan mereka orang-orang terdekatnya serta senantiasa meminta pendapat mereka.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan: “Berhubung kerajaan Mahmud bin Sabaktekin termasuk kerajaan terbaik yang pernah muncul dari orang-orang sebelumnya, maka Islam dan Sunnah pun menjadi agung dalam kerajaannya. Ia memerangi orang-orang musyrik India dan menerapkan berbagai keadilan yang belum pernah dilakukan oleh penguasa sebelumnya. Akibatnya, Sunnah Rasulullah semakin nyata di masanya dan bid’ah-bid’ah pun sirna” (Majmu’ fatawa Ibnu Taimiyyah 4/22).

Selama berkuasa, Sultan Mahmud memerintahkan untuk mendoakan Khalifah Al Qadir billah di Baghdad dalam setiap khutbah Jum’at, maka Khalifah mengirim jubah yang sangat mewah kepadanya, yang belum pernah dikirim oleh seorang khalifah pun kepada bawahannya. Kemudian menyematkan padanya sejumlah gelar: “Yamienud Daulah, Aminul Millah, Naashirul Haq, Nidhamuddien dan Kahfud Daulah”.

Namun demikian, Sultan Mahmud tidak pernah diam, akan tetapi beliau segera menghancurkan Daulah Buwaihiyyah, yang merupakan daulah syi’ah yang jahat. Daulah Buwaihiyyah ini semakin berbahaya dengan berdirinya daulah lain di Mesir yang sefaham dengannya, yaitu Daulah ‘Ubeidiyyah. Akibatnya, Daulah Abbasiyah berada dalam jepitan kakaktua dua musuhnya tersebut. Sultan Mahmud berhasil menghancurkan daulah jahat tadi, dan membersihkan wilayah tersebut dari kebusukan mereka, lalu memasukkan wilayah tersebut dalam kekuasaannya. Beliau juga berhasil menaklukkan Daulah Samaniyah yang telah demikian lemah.

Ibnu Katsir menceritakan: “Pada tahun 408H, Khalifah Al Qadir billah menyuruh para fuqaha’ Mu’tazilah –salah satu firqah/golongan sesat kala itu- supaya bertaubat, maka mereka pun menyatakan ruju’/kembali pada kebenaran dan berlepas diri dari faham/aliran Mu’tazilah, Rafidhah dan faham-faham sesat lainnya. Khalifat mengambil janji dari mereka, bahwa kalau mereka sampai mengingkari janji tersebut, maka kepadanya dijatuhi hukuman berat yang supaya mereka jera. Maka Mahmud pun segera menerapkan perintah Khalifah dan mulai membersihkan seluruh wilayah kekuasaannya dari kaum Mu’tazilah, Syi’ah, Isma’iliyyah, Qaramithah (keduanya merupakan syi’ah pengikut kebatinan yang sangat berbahaya), demikian pula kaum Jahmiyyah (yang mengingkari asma’ul husna dan sifat-sifat Allah) dan firqah-firqah sesat lainnya.

Mahmud bahkan menyalib dedengkot-dedengkot mereka, memenjarakannya, mengusirnya dan memerintahkan agar mereka dilaknat di mimbar-mimbar. Ia berhasil menghalau seluruh kelompok ahli bid’ah dari daerah mereka, dan hal itu menjadi jasa besarnya yang dilestarikan oleh Islam”.

Sultan Mahmud memecat khatib-khatib Syi’ah dan menggantinya dengan yang Sunni. Beliau adalah seorang yang berpendirian tegas dan disegani, hingga tak seorangpun berani menampakkan kemaksiatan seperti minum khamer dan main musik di negaranya. Demikian pula dengan pemikiran-pemikiran mu’tazilah dan syiah, tak pernah lagi muncul ke permukaan.

Beliau terkenal sebagai orang yang demikian mengagungkan para ulama dan memuliakan mereka, hingga para ulama berdatangan dari berbagai wilayah untuk menghadap beliau. Selain menjadi sultan yang adil dan penyantun, beliau juga seorang penakluk hebat yang sangat gemar berjihad. Berbagai ekspedisi militer yang dilakukannya demikian terkenal dalam sejarah, dan di samping itu semua, beliau sangat berjasa dalam perkembangan ilmu sastera dan kebudayaan Islam lainnya.

Perlu kita ketahui, bahwa Mahmud telah memimpin 16 operasi militer di utara India. Ia berhasil menumpas raja-raja mereka satu persatu. Di antaranya ialah operasi militernya melawan Raja India Jai Pal pada tahun 392H/1001M. Jai Pal saat itu merupakan Raja India terbesar secara mutlak, dan penghalang utama tersebarnya dakwah Islam. Kemudian pada tahun 398H/1007M, Mahmud memimpin perang melawan Raja Anand Pal, dan memerangi Raja Nakar Kut pada tahun 400H/1009M, dan memaksanya untuk membayar upeti (jizyah).

Pada tahun 410H/1019M, beliau berperang melawan Raja Rajananda, dan seiring dengan kemenangannya dalam peperangan ini, dakwah Islam semakin merambah ke pelosok India, terutama wilayah Kanjar. Beliau juga berhasil menaklukkan Raja Gujarat yang bernama Baida pada tahun 409H/1018M.

Serangkaian penaklukan yang gilang-gemilang tadi tentunya tak terlepas dari dua faktor utama; pertama tentunya pertolongan Allah, dan kedua: jasa besar pasukan berkuda yang dibentuk oleh Sultan Mahmud, yang jumlah personelnya –menurut riwayat sebagian sejarawan Arab dan Orientalis- mencapai 100 ribu orang. Masing-masing menunggang kuda dan bersenjata lengkap. Demikian pula pasukan bergajah yang menjadi ujung tombak dalam berbagai peperangan kaum muslimin di India. Karenanya, Sultan Mahmud sangat memperhatikan senjata yang satu ini, hingga terkadang beliau rela berdamai dengan beberapa penguasa India dengan imbalan sejumlah Gajah.

Ingatlah ikhwati fillah, keberhasilan suatu peperangan tidak terlepas dari kedua faktor di atas; keimanan kuat yang mengundang turunnya pertolongan Allah, dan didukung dengan persenjataan yang memadai. Oleh karenanya, seorang pemimpin mutlak harus memperhatikan kedua hal di atas. Ia harus memberantas setiap bentuk kemaksiatan, mulai dari syirik hingga maksiat-maksiat lainnya yang dapat menggerogoti keimanan rakyat. Demikian pula dengan kekuatan militer pasukannya, jangan sampai ia tertinggal jauh dalam persenjataan yang dimiliki musuh-musuhnya, sebagaimana yang dialami kaum muslimin akhir-akhir ini. Inilah dua kunci utama keberhasilan Sultan Mahmud dalam setiap operasi militernya.

Berhala Somanath, Somnath Temple, Gujarat, India
Demikianlah Sultan Mahmud pindah dari satu peperangan ke peperangan berikutnya dengan membawa kemenangan besar. Hingga suatu ketika beliau menghadapi sebuah perang besar, bahkan yang terbesar sepanjang sejarah kaum muslimin. Peperangan tersebut terkenal dengan nama Somanat… bagaimanakah kisahnya? Begini ceritanya… konon tiap kali Sultan Mahmud berhasil menundukkan suatu daerah di India dan menghancurkan berhalanya, orang-orang musyrik India mengatakan: “Nampaknya berhala-berhala dan negeri ini telah dimurkai oleh Tuhan Somanat, sebab kalaulah ia ridha kepada berhala dan negeri ini, niscaya pastilah ia membinasakan orang-orang yang mengganggu berhala tadi”. Tentu Sultan Mahmud mengacuhkan saja isu tersebut dan tidak menggubrisnya. Akan tetapi isu tersebut semakin santer, seakan-akan menjadi suatu keyakinan bagi orang-orang India tadi. Tak ayal Sultan pun bertanya-tanya tentang Somanat ini, maka dikatakan kepadanya bahwa Somanat adalah tuhan dan berhala terbesar yang disembah orang-orang India. Mereka meyakini bahwa arwah-arwah yang telah berpisah dari jasadnya terkumpul padanya, lalu ia kembalikan ke bentuk lain sekehendaknya, sesuai dengan faham reinkarnasi yang mereka yakini. Mereka juga menganggap bahwa ombak dan pulau-pulau yang ada di sekitar Somanat adalah bentuk dari peribadatan laut kepadanya.

Berhala Somanat terletak sejauh 600 mil dari muara Sungai Gangga, yang terletak di wilayah Gujarat di barat India. Berhala ini dipelihara oleh 1000 orang biksu yang memimpin upacara ritual, ditambah 300 pria yang bertugas mencukur rambut dan jenggot para peziarah, kemudian 300 pria dan 500 wanita yang menyanyi dan berjoget di gerbang masuknya. Adapun Somanat itu sendiri adalah berhala yang dibangun di atas 56 tiang besi yang berlapis timah, ia terbuat dari batu tanpa bentuk yang jelas, namun berupa tiga bulatan dengan dua lengan yang tingginya 5 hasta (3,5m).

Orang-orang musyrik India senantiasa menziarahinya, terutama pada malam gerhana bulan. Mereka mempersembahkan sesajian yang demikian bernilai untuk si berhala, dan memberi para juru kuncinya sejumlah harta.

Tentu fenomena syirik akbar semacam ini tidak bisa dibiarkan… hati seorang mukmin akan tersayat menyaksikannya, apalagi seorang pejuang tauhid seperti Sultan Mahmud bin Sabaktekin. Maka segeralah beliau kerahkan pasukan besar untuk menghancurkan berhala tersebut, dan berangkat pada pertengahan bulan Dzul Qa’idah setelah mengarungi serangkaian peperangan sebelumnya. Dalam peperangan ini, beliau berhasil membunuh 50 ribu orang musyrik India, ini belum termasuk jumlah mereka yang mencampakkan dirinya ke laut. Simaklah kisah selengkapnya yang dituturkan oleh Ibnu Katsir saat mengisahkan tentang peristiwa sejarah tahun 417H, beliau mengatakan:


Berhala Somanat/Somnath, Gujarat India
“Pada tahun itu, sampailah sepucuk surat dari Mahmud bin Sabaktekin yang mengabarkan bahwa dirinya telah masuk ke wilayah India dan berhasil menghancurkan berhala terbesar mereka yang bernama Somanat. Padahal orang-orang India senantiasa berduyun-duyun mengunjunginya seperti kaum muslimin mengunjungi Ka’bah. Mereka menyumbangkan uang yang tak terkira besarnya bagi berhala tersebut… maka Sultan Mahmud beristikharah kepada Allah saat mendengar tentang berhala dan banyaknya pasukan India yang harus dihadapinya dalam rangka menghancurkan berhala tersebut. Beliau sadar bahwa perjalanan yang ditempuhnya demikian sulit dan penuh bahaya, maka Beliau menghimbau pasukannya untuk berangkat hingga terkumpullah 30 ribu orang pasukan pilihan, ditambah lagi sejumlah sukarelawan. Sultan pun menyerahkan nasib mereka kepada Allah hingga mereka tiba di medan perang. Setibanya di lokasi, ternyata ia merupakan kota yang demikian besar, namun dengan cepat beliau berhasil menundukkan kota tersebut dan menewaskan 50 ribu orang musuh, dan menumbangkan berhala itu lalu membakarnya.

Disebutkan bahwa orang-orang India berusaha menebus berhala mereka dengan harta yang tak terhingga agar Sultan Mahmud tidak jadi menghancurkannya. Hingga sebagian komandan beliau ada yang menganjurkan agar Sultan menerima hadiah tersebut dan membiarkan berhala itu. Akan tetapi Sultan menjawab: “Tunggu, aku akan istikharah kepada Allah terlebih dahulu”. Maka keesokan harinya beliau mengatakan kepada mereka: “Aku telah merenungkan masalah ini, maka kulihat bahwa di hari kiamat kelak, aku lebih suka mendengar seruan: “Di manakah Mahmud yang berhasil menghancurkan berhala?”, dari pada: “Di manakah Mahmud yang meninggalkan berhala demi mendapat dunia?”.

Subhanallaah, lihatlah profil seorang pejuang tauhid sejati ini… baginya kemenangan bukan diukur dari besarnya ghanimah yang diperoleh, akan tetapi tercapainya tujuan luhur dari jihad itu sendiri, alias tegaknya tauhid di muka bumi. Ini mengingatkan kita terhadap sikap Rasulullah saat ditawarkan kepadanya empat hal, dengan syarat ia menghentikan dakwah Islamnya. Ditawarkan kepadanya untuk menjadi Raja, menjadi orang terkaya, memiliki isteri paling cantik, atau sembuh dari penyakit jiwa yang dideritanya menurut mereka. Akan tetapi kesemuanya ditolak oleh beliau… sembari berkata kepada Abu Thalib pamannya; “Demi Allah wahai pamanku, andai pun mereka bisa meletakkan matahari di tangan kiriku dan bulan di tangan kananku, agar aku meninggalkan dien ini, niscaya aku takkan meninggalkannya hingga Allah memenangkan agama ini atau aku binasa karenanya”.

Inilah sikap seorang panglima muslim sejati yang mesti jadi teladan… semua penaklukan yang berhasil dilakukannya hanyalah demi tegaknya agama Allah, bukan semata-mata memperluas kekuasaan. Karenanya, Allah menjadikan namanya harum setelah itu.

Setelah membulatkan tekad, Sultan Mahmud pun menghancurkan berhala tersebut dan mendapatkan setumpuk mutiara, intan, emas dan perhiasan lain yang nilainya jauh berlipat ganda melebihi harta yang mereka tawarkan. Dalam berhala tersebut terdapat gudang berisi sejumlah arca dari emas dan perak yang berkalung permata, yang nilainya lebih dari 20 juta Dinar!!

Subhanallaah, sebagian komandan yang semula rela menerima sedikit uang yang akan diberikan oleh kaum musyrikin tadi, setelah melihat betapa banyak harta yang ada di balik berhala tadi, mereka bersyukur memuji Allah, dan membenarkan Sabda Nabi saw yang mengatakan:

من ترك شيئا لله، عوضه الله خيرا منه

Barang siapa meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik

Sekedar informasi, pasca penghancuran berhala tadi, orang-orang India berupaya membangunnya kembali di kemudian hari, akan tetapi hal tersebut tidak dibiarkan oleh Sultan Muhyiddien Aurangzeb[1]. Beliau lantas menghancurkannya pada tahun 1706M. Kemudian pemerintah India pada tahun 1947M membangung kembali lokasi tersebut dan masih eksis sampai hari ini!

Demikianlah, Sultan Mahmud senantiasa berjihad tanpa mengenal letih dan lelah hingga suatu ketika beliau terserang sakit perut di akhir hayatnya. Sakitnya makin parah hari demi hari, pun demikian beliau tetap menguatkan dirinya saat bertemu dengan orang-orang. Konon beliau tak mampu untuk berbicara kecuali dalam posisi duduk bersandar akibat sakit yang makin parah, hingga akhirnya beliau wafat di Ghaznah pada hari Kamis, 23 Rabi’ul Akhir 421H dan dimakamkan di sana. Dengan demikian, beliau telah memerintah selama 35 tahun.

Selama periode tersebut, luas wilayah yang berhasil beliau taklukkan adalah setara dengan yang terjadi di masa Umar bin Khatthab t. Panji-panji Islam yang beliau kibarkan telah mencapai pelosok negeri yang sebelumnya tidak pernah terjamah oleh kaum muslimin. Beliau berhasil menegakkan syi’ar-syi’ar Islam di wilayah yang sebelumnya tak pernah terdengar lantunan ayat Al Qur’an dan suara adzan… maka semoga Allah merahmati beliau.

Kisahnya sungguh mengingatkan kita akan sosok seorang penakluk lain dari kalangan sahabat yang mulia, yaitu Khalid bin Walid ra. Beliau yang mengejar maut di setiap tempat persembunyiannya, justeru akhirnya mati di atas pembaringan… dan ini pula lah yang dialami oleh Sultan Mahmud.

Sultan Mahmud telah wafat, akan tetapi nama beliau akan senantiasa harum, terutama di daerah asalnya. Di Afghanistan dan Pakistan biografi beliau masih menjadi buah bibir masyarakat, bahkan di Pakistan, nama beliau menjadi nama salah satu rudal balistik jarak pendek yang dimiliki oleh angkatan bersenjata negeri itu.
Referensi:
1-Al Inba’ fi Tarikhil Khulafa’, oleh Ibnul ‘Imrani.
2-Al Hind fi Dhillis Siyaadah al Islamiyyah, oleh Dr. Ahmad Muhammad Al Juranah.
3-Al Muslimun fil Hind minal Fathil Arabi ilal Isti’maril Britani oleh Nidhamuddien Ahmad Bakhsy Al Harawi.
4-Al Bidayah wan Nihayah, oleh Ibnu Katsir..
5-Tarikh Ibnu Khaldun.
6-Berbagai Sumber.

Copyright @ 2013 ilmu tentang islam.