Rabu, 23 Oktober 2013

Rahasia dan Keutamaan Bulan Muharam

Kumpulan Cerita Islam (KCI) : Rahasia dan Keutamaan Bulan Muharam

Bulan Muharam adalah permulaan bulan pada tahun hijriayah dan sebagai kebanggaan Islam , Kata Muharram artinya ‘dilarang’ karena Alloh melarang adanya peperangan. bulan muharam banyak sekali kejadian kejadian yang berhubungan dengan sejarah dan keagungan bulan ini dan diantaranya tersebut di bawah ini:

Bulan muharam adalah salah satu dari bulan-bulan yang dimulyakan Alloh SWT. Sebagaimana termaktub dalam Al-Quran :

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ : التوبة : 36


Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.

وقد قال النبي –صلى الله عليه وسلم-: ( السنة اثنا عشر شهراً منها أربعة حرم ، ثلاث متواليات : ذو القعدة ، وذو الحجة ، والمحرم ، ورجب مضر الذي بين جمادى وشعبان ) رواه البخاري (4662)، ومسلم (1679) من حديث أبي بكرة – رضي الله عنه-.

Bersabda Rosul saw : “Dalam satu tahun terdapat 12 bulan, ada 4 bulan yang dimuliakan, tiga bulan di antaranya berurutan yaitu; Dzul Qo’dah, Dhu’l-Hijjah, serta Muharram. Dan Rajab yang ada di antara Jumada dan Sya’ban (Bukhari: 4662 dan Muslim 1679).

Bulan yang satu ini dinamakan Muharam (diharamkan) karena Alloh melarang adanya peperangan (Abi Syuja’, Al-Iqna’ (1): 150). Ulama lain berpendapat (dalam penamaan Muharam) bahwa di bulan ini Iblis La’natulloh diharamkan memasuki surga (I’anah Ath-Tholibin).

Penting untuk diketahui bahwa para ulama dalam menentukan kemuliaan dan disyari’atkannya berpuasa di bulan Muharam ini berdasar pada Quran, Hadits, dan Ijma’. Imam Ibnu al-‘Arobi dalam menafsirkan surat al-Fajr: 2, lafadz (وَلَيَالٍ عَشْر), menerangkan bahwa yang dimaksud redaksi ayat tersebut adalah hari ke sepuluh di bulan Muharam (dalam tafsir ath-Thobari). Dikatakan pula oleh ulama lain, bahwa yang dimaksud ayat tersebut adalah 10 hari terakhir bulan Ramadhan, bahkan ada pula yang berpendapat 10 hari yang disempurnakan Alloh untuk Nabi Musa AS dalam miqatnya kala ia bermunajat.

Sebagaimana telah dimaklumi bersama bahwa di bulan yang mulia ini, dianjurkan bagi kaum muslim berpuasa. Hukum syari’at ini hadir karena hadits Nabi SAW yang diriwayatkan Imam Abi Hurairah RA :

أفضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم ; رواه مسلم ; 1163

“Ibadah puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Muharam (Imam Muslim: 1163).

Pun, terdapat hari yang mulia di dalam bulan ini. Asyura, tanggal ke-10 bulan Muharam. Abdullah bin al-‘Abbas meriwayatkan hadits; “Kala itu hari ‘Asyura (10 Muharam), Baginda Rasul SAW tengah berpuasa, dan beliau memerintahkan kami juga berpuasa. Kami bertanya: “Ya Rasul, bukankah hari ini adalah hari yang diagung-agungkan kaum Yahudi dan Nasrani?”. Lantas beliau SAW menjawab: “Jika saja tahun yang baru akan datang. Insya Allah, aku akan berpuasa dari hari yang ke 9”. Tahun baru belum kunjung datang kembali, Allah berkehendak terlebih dahulu memanggil Baginda Rasul” (Fathul Bari (4): 770).

Anjuran puasa di hari asyura diperkuat (menjadi sunnah muakkad) kembali oleh hadits Nabi SAW yang lain. Sabda Imam Bukhari: “Aku belum pernah melihat Rasul SAW melaksanakan puasa sehari yang ia unggulkan dari hari-hari lain, kecuali hari Asyura dan bulan ini (Ramadhan)” (Imam Bukhari (2006), Imam Muslim (1132).

Adapun puasa ‘arofah (9 dzulhijjah) mengkifarati (dosa) untuk dua tahun (satu tahun ke belakang dan satu tahun ke depan), sementara puasa ‘asyuro mengkifarati untuk satu tahun kebelakang saja, itu karena puasa ‘arofah adalah hari Nabi kita Muhammad SAW., sementara puasa ‘asyuro adalah hari para Nabi AS. selain Nabi Muhammad SAW. Dimana Nabi kita Muhammad SAW. adalah afdlolul anbiya, (dengan keunggulan itu) maka harinya (‘arofah) sebanding untuk dua tahun. (dan juga kenapa puasa ‘arofah punya nilai lebih daripada puasa ‘asyuro yang notabene puasa ‘asyuro memiliki beberapa kelebihan menyangkut kisah para Nabi) karena kelebihan (pada diri para Nabi) tidak menuntut (berimplikasi) kepada kefadlihan (yang bisa mengalahkan kefadlihan Nabi Muhammad SAW) (I’anah ath-Tholibin (2): 268).

Dihikayatkan, bahwa tatkala perahu Nabi Nuh AS. sudah berlabuh (siap digunakan) pada hari Asyuro, beliau berkata kepada kaumnya: “kumpulkanlah semua perbekalan yang ada pada diri kalian!”. Lalu beliau menghampiri (mereka) dan berkata: “(ambillah) kacang fuul(semacam kedelai) ini sekepal, dan ‘adas (biji-bijian) ini sekepal, dan ini dengan beras, dan ini dengan gandum dan ini dengan jelai (sejenis tumbuhan yg bijinya/buahnya keras dibuat tasbih)”. Kemudian Nabi Nuh berkata: “Pasaklah semua itu oleh kalian!, niscaya kalian akan senang dalam keadaan selamat”. Dari peristiwa ini maka kaum muslimin (terbiasa) memasak biji-bijian. Dan kejadian di atas merupakan praktik memasak yang pertama kali terjadi di atas muka bumi setelah kejadian topan. Dan juga peristiwa itu dijadikan (inspirasi) sebagai kebiasan setiap hari Asyuro.

وللحافظ ابْن حجر شعر من الرجزفِي الْحُبُوب الَّتِي طبخها نوح عَلَيْهِ الصَّلَاة وَالسَّلَام فِي يَوْم عَاشُورَاء سبع تهترس * بر شعير ثمَّ ماش وعدس وحمص ولوبيا والفول * هَذَا هُوَ الصيح وَالْمَنْقُول

Diambil dari sebagian Afadlil , bahwa amal-amal pada hari ‘asyuro ada dua belas macam amal :
  • Sholat, dan yang paling utama adalah sholat tasbih
  • Puasa
  • Sodaqoh
  • Memberi keleluasaan kepada keluarga (seperti dengan memberi nafkah lebih dari hari-hari biasanya)
  • Mandi
  • Mengunjungi orang ‘alim yang shaleh
  • Menengok orang sakit
  • Mengusap kepala anak yatim
  • Bercelak
  • Memotong kuku
  • Membaca QS. Al ikhlash 1000 kali
  • Silaturahim

Imamul muhadditsin Ibnu Hajar Al-‘Asqolany dalam syarah Al bukhory mengatakan : “(ada) beberapa kalimat (dzikir) yang barang siapa membacanya pada hari ‘Asyuro, maka hatinya tidak akan mati”. Kalimat tersebut :

سُبْحَانَ الله ملْء الْمِيزَان ومنتهى الْعلم ومبلغ الرِّضَا وزنة الْعَرْش

1. SUBHAANALLOH MIL-AL MIIZAANI WA MUNTAHAL ‘ILMI WA MABLAGHOR RIDLOO WA ZINATAL ‘ARSYI.

Maha suci Alloh dengan sepenuh timbangan dan (sampai) dengan puncak ilmu dan (sampai) dengan batas akhir ridlo dan dengan beratnya ‘arasy.

وَالْحَمْد لله ملْء الْمِيزَان ومنتهى الْعلم ومبلغ الرِّضَا وزنة الْعَرْش

2. WALHAMDULILLAH MIL-AL MIIZAANI WA MUNTAHAL ‘ILMI WA MABLAGHOR RIDLOO WA ZINATAL ‘ARSYI.

Dan Segala puji bagi Alloh dengan sepenuh timbangan dan (sampai) dengan puncak ilmu dan (sampai) dengan batas akhir ridlo dan dengan beratnya ‘arasy.

وَالله أكبر ملْء الْمِيزَان ومنتهى الْعلم ومبلغ الرِّضَا وزنة الْعَرْش

3. WALLOHU AKBAR MIL-AL MIIZAANI WA MUNTAHAL ‘ILMI WA MABLAGHOR RIDLOO WA ZINATAL ‘ARSYI.

Dan Maha besar Alloh dengan sepenuh timbangan dan (sampai) dengan puncak ilmu dan (sampai) dengan batas akhir ridlo dan dengan beratnya ‘arasy.

لَا ملْجأ وَلَا منجا من الله إِلَّا إِلَيْهِ

4. LAA MALJA-A WALAA MANJAA MINALLOH ILLAA ILAIHI.

Tidak ada perlindungan dan tidak ada keselamatan dari Alloh kecuali kepadanya.
سُبْحَانَ الله عدد الشفع وَالْوتر وَعدد كَلِمَات الله التامات كلهَا

5. SUBHAANALLOH ‘ADADASY SYAF’I WAL WATRI WA ‘ADADA KALIMAATILLAHIT TAAMMAATI KULLIHAA

Maha suci Alloh dengan (sebanyak) bilangan genap dan ganjil dan dengan (sebanyak) bilangan kalimat-kalimat Alloh yang semuanya sempurna.

وَالْحَمْد لله عدد الشفع وَالْوتر وَعدد كَلِمَات الله التامات كلهَا

6. WALHAMDULILLAH ‘ADADASY SYAF’I WAL WATRI WA ‘ADADA KALIMAATILLAHIT TAAMMAATI KULLIHAA

Dan Segala puji bagi Alloh dengan (sebanyak) bilangan genap dan ganjil dan dengan (sebanyak) bilangan kalimat-kalimat Alloh yang semuanya sempurna.

وَالله أكبر عدد الشفع وَالْوتر وَعدد كَلِمَات الله التامات كلهَا

7. WALLOHU AKBAR ‘ADADASY SYAF’I WAL WATRI WA ‘ADADA KALIMAATILLAHIT TAAMMAATI KULLIHAA

Dan Maha besar Alloh dengan (sebanyak) bilangan genap dan ganjil dan dengan (sebanyak) bilangan kalimat-kalimat Alloh yang semuanya sempurna.

أَسأَلك السَّلامَة بِرَحْمَتك يَا أرْحم الرَّاحِمِينَ وَلَا حول وَلَا قُوَّة إِلَّا بِاللَّه الْعلي الْعَظِيم

8. AS-ALUKAS SALAAMATA BIROHMATIKA YAA ARHAMAR ROOHIMIIN WALAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAHIL ‘ALIYYIL ‘AZHIIM

Aku memohon keselamatan kepadamu dengan rohmatmu, wahai dzat yang pengasih diantara para pengasih!, dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali oleh Alloh yang maha tinggi dan agung.

وَصلى الله على سيدنَا مُحَمَّد وعَلى آله وَصَحبه أَجْمَعِينَ وَالْحَمْد لله رب الْعَالمين

9. WASHOLLALLOHU ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALIHI WA SHOHBIHII AJMA’IIN WALHAMDULILLAHI ROBBIL ‘AALAMIIN

وَنقل سَيِّدي عَليّ الأَجْهُورِيّ أَن من قَالَ يَوْم عَاشُورَاء سبعين مرّة حسبي الله وَنعم الْوَكِيل نعم الْمولى وَنعم النصير كَفاهُ الله تَعَالَى شَرّ ذَلِك الْعَام

Sayyid ‘Aly Al-Ajhuri menuqil, bahwa orang yang membaca “HASBIYALLOHU WANI’MAL WAKIIL NI’MAL MAULAA WANI’MAN NASHIIR” sebanyak 70 kali pada hari ‘asyuro, maka Alloh akan mencegah darinya kejelekan yang ada pada tahun itu. (Nihayah az-Zain: 195-197 pasal saum tathowu’ dan Ihya Ulumuddin, jilid 2).

Para ulama mengatakan bahwa hari asyuro memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan hari-hari yang lain, yaitu :
  1. Diciptakannya Nabi Adam AS di dalam surga
  2. Diterimanya taubat Nabi Adam AS di dalam surga
  3. Naik dan sejajarnya perahu Nabi Nuh AS dengan bukit Juudy
  4. Terbelahnya laut untuk Nabi Musa AS
  5. Tenggelamnya Fir’aun di dasar laut
  6. Dikeluarkannya Nabi Yunus AS dari peruta ikan
  7. Dikeluarkannya Nabi Yusuf AS dari sumur
  8. Diterimanya taubat umat Nabi Yunus AS
  9. Dilahirkannya Nabi Ibrohim AS
  10. Selamatnya Nabi Ibrohim AS dari api
  11. Dilahirkannya Nabi Isa AS
  12. Diangkatnya Nabi Isa AS ke langit
  13. Dikembalikannya penglihatan Nabi Ya’qub AS
  14. Dibuka (dihilangkan) nya madlorot yang mendera Nabi Ayyub AS
  15. Diampuninya Nabi Dawud AS
Dan yang ke tiga adalah puasa hari -Tasu’a-, yaitu hari ke Sembilan dari bulan Muharam. Sebagaimana telah disinggung pada awal keterangan.
Wallohu 'alam Semoga kita di Rahmati Allah Ta'ala.

Sumber : berbagai sumber

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 ilmu tentang islam.