Bismillahirrahmanirrahim....
Artikel - Malam itu di sebuah pesantren yatim-piatu Jawa Timur datanglah seorang pengusaha bersilaturahmi ke kyai pengasuh pesantren. Ada sebuah hajat milik pengusaha yang ingin dibagi dengan pak kyai. Maka, berlangsunglah pembicaraan antara keduanya.
Artikel - Malam itu di sebuah pesantren yatim-piatu Jawa Timur datanglah seorang pengusaha bersilaturahmi ke kyai pengasuh pesantren. Ada sebuah hajat milik pengusaha yang ingin dibagi dengan pak kyai. Maka, berlangsunglah pembicaraan antara keduanya.
“Pak kyai, saya datang ke sini mau minta doa agar hajat saya dikabul oleh Allah SWT.” ujar si pengusaha.
“Memangnya saudara sedang punya hajat apa?” tanya pak kyai ringan.
“Begini pak kyai…, saya ini punya usaha di bidang migas. Saya sedang ikut tender di Caltex Riau (sekarang perusahaan ini bernama Chevron). Doakan agar saya bisa menang tender…!” jelas si pengusaha.
“Mmmmm….” pak kyai hanya bergumam tanpa sedikit pun memberi tanggapan.
Entah apa gerangan, mungkin untuk meyakinkan pak kyai tiba-tiba si pengusaha menambahkan, “tolong doakan saya dalam tender ini pak Kyai, insya Allah andai saya menang tender, pasti saya akan bersedekah ke pesantren ini!”
Dahi pak kyai berkernyit mendengarnya. Raut muka beliau terlihat seperti agak tersinggung dengan pernyataan si pengusaha.
Menanggapi pernyataan si pengusaha, pak Kyai yang asli Madura bertanya, “Sampeyan hapal surat Al-Fatihah…?!” Si pengusaha menjawab bahwa ia hapal.
“Tolong bacakan surat Al-Fatihah itu!” pinta kyai.
“Memangnya ada apa pak kyai, kok tiba-tiba ingin mendengar saya baca Al-Fatihah?!” tanya si pengusaha.”
“Sudah baca saja… saya mau dengar!” tukas kyai.
Maka sang pengusaha itu pun mulai membaca surat pertama Alquran.
“Bismillahirrahmanirrahim…Alhamdulillahi rabbil alamiin…Ar rahmaanir rahiim… Maliki yaumiddiin… Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin…”
“Sudah-sudah cukup…, Berhenti sampai di situ!” pinta pak kyai.
Si pengusaha pun menghentikan bacaan.
“Ayat yang terakhir sampeyan baca itu mengerti tidak maksudnya?!” tanya pak kyai.
“Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin…, pak Kyai?” tanya si pengusaha menegaskan.
“Ya, yang itu!” jawab kyai.
“Oh itu saya sudah tahu artinya… kepada-Mu ya Allah kami mengabdi… kepada-Mu ya Allah kami memohon pertolongan!” tandas si pengusaha.
Pak kyai lalu berujar enteng, “Oh, rupanya masih sama Al-Fatihah sampeyan dengan saya punya!”
Si pengusaha memperlihatkan raut kebingungan di wajahnya. “Maksud pak kyai…?!” tanya si pengusaha heran.
“Saya kira Al-Fatihah sampeyan sudah terbalik menjadi iyyaka nasta’iin wa iyyaka na’budu!” jawab pak kyai.
Si pengusaha malah bertambah bingung mendengar penjelasan pak kyai, ia pun berkata, “Saya masih belum mengerti pak Kyai!”
Pak kyai tersenyum melihat kebingungan sang pengusaha, beliau pun menjelaskan, “tadi sampeyan bilang kalau menang tender maka sampeyan akan sedekah ke pesantren ini. Menurut saya itu mah iyyaka nasta’iin wa iyyaka na’budu. Kalau Al-Fatihah sampeyan gak terbalik, pasti sampeyan sedekah dulu ke pesantren ini, insya Allah pasti menang tender!”
Deggg! Keras sekali smash sindiran menghujam jantung hati si pengusaha.
***
Ba’da dzuhur esok harinya, hape pak kyai berdering. Rupanya pengusaha tadi malam.
“Mohon dicek pak kyai, saya barusan sudah transfer ke rekening pesantren,” kata si pengusaha, sambil pamit lalu menutup telepon.
Sejurus kemudian pak kyai pergi ke bank membawa buku tabungan.
Usai dicetak lalu dicek, matanya terbelalak melihat angka 2 dan deretan angka 0 yang amat panjang. Hingga pak kyai merasa sulit memastikan jumlah uang yang ditransfer.
Pak kyai pun bertanya kepada teller bank, “Mbak, tolong bantu saya berapa dana yang ditransfer ke rekening saya ini?”
Sang teller menjawab, “Ini nilainya 200 juta, pak kyai!”
Pak kyai pun sumringah. Berulang kali ucapan hamdalah terdengar dari lisannya.
Malamnya lepas maghrib, pak kyai mengumpulkan seluruh ustadz dan santri di pesantren yatim itu.
Mereka membaca Alquran, dzikir & doa yang panjang untuk hajat yang ingin dicapai oleh sang pengusaha.
Arsy Allah SWT malam itu mungkin bergetar. Pintu-pintu langit mungkin terbuka, sebab doa yang dipanjatkan oleh pak kyai & para santri yatim.
Seminggu berselang sang pengusaha menelpon pak kyai.
“Pak kyai, saya ingin mengucapkan terima kasih atas doanya tempo hari. Alhamdulillah, baru saja saya mendapat kabar bahwa perusahaan saya menang tender dengan nilai proyek yang cukup besar!!!”
Mendengar itu, pak kyai turut bersyukur kepada Allah SWT. Ia lalu bertanya, “berapa nilai tender yang didapat?!”
“Alhamdulillah, nilainya Rp 9,8 milyar!” jawab si pengusaha.
Subhanallah, sebegitu cepat & besar balasan Allah yang diterima pengusaha itu.
0 komentar:
Posting Komentar